Di tengah perang antaragama Katolik vs Protestan, dan ancaman invasi dari Inggris, Milady (Eva Green) yang ingin membalas dendam, mengemban  misi membunuh Duke of Buckingham (Jacob Fortune). Sementara D’Artagnan (François Civil) yang mencari kekasihnya, Constance Bonacieux (Lyna Khoudri) dihadapkan pada kenyataan bahwa Constance berada di bawah kekuasaan Duke of Buckingham, dan terpaksa bekerjasama dengan Milady untuk membebaskannya. Intrik politik, cinta dan pengkhianatan menjadi konflik yang melatarbelakangi aksi heroik di film ini.

Berlatar kekuasaan Raja Louis XIII di Perancis, film yang diangkat dari novel The Three Musketeers (Les Trois Mousquetaires) 1844, karya Alexandre Dumas ini merupakan bagian kedua dari film sebelumnya The Three Musketeers : D’Artagnan. Film ini memenangkan penghargaan Best Production Design (Meilleurs décors) di César Award Perancis. LSF menggolongkan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas. (eka)

Horor dengan latar belakang sekolah terlantar, ini dimulai dengan kedatangan aktor dan kru produksi sebuah film. Shi-young (Kim Yoon-hye), yang terpilih sebagai pemeran utama dalam sebuah film tari, berpasangan dengan Chae-yoon (Song Yi-jae). Mereka melakukan rutinitas tarian geometris, sebagai bagian dari upacara perdukunan. Akibat tarian tersebut, seluruh tim pembuat film dikejar oleh entitas yang terbangkitkan. Mengalami situasi yang ternyata merupakan rekayasa upaya balas dendam, itu mereka pun berusaha menyelamatkan diri.

The Sin, karya sutradara Han Dong-seok, ikut dalam ajang Festival Film Internasional Torino 2023 untuk kategori Crazies. Han Dong-seok, lulusan Departemen Film, Universitas Cheongju, ini sejak 2007 telah memenangi banyak penghargaan. Termasuk Korea Youth Film Festival, CJ Young Festival, dan Korea Video Contest. Ia pernah menyutradarai film pendek The Night Before (2018) yang ditayangkan di Bucheon, dan menyutradarai web drama Twenty Hacker (2021). Dan, Lembaga Sensor Film mengklasifikasikan film The Sin ini untuk penonton 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih film sesuai klsasifikasi usia. (ind)

Ma Seok-do (Ma Dong-seok), detektif bagian pembunuhan di Badan Kepolisian Seoul, Korea Selatan, melibatkan Tim Investigasi Cyber untuk menangkap Baek Chang-ki (Kim Mu-yeol), mantan anggota pasukan khusus yang menjadi agen sindikat judi online. Untuk mempertahankan monopoli perjudian, ia sering melakukan penculikan, penyerangan dan pembunuhan terhadap sindikat perjudian pesaing mereka. Awalnya Baek Chang-ki bekerja dengan Jang Dong-Cheol (Lee Dong-hwi), CEO jenius dalam bisnis IT di Korea, yang berupaya mendirikan situs perjudian ilegal online yang lebih besar lagi. 

Sebelum sekuel film ini, kisah detektif Ma Seok Do, sukses di kancah box-office melalui film The Outlaws (2017) The Roundup (2022) dan The Roundup: No Way Out (2023). The Roundup: Punishment ini tayang perdana dalam program Berlinale Special Gala, di Berlinale International Film Festival ke-74 pada 23 Februari 2024. LSF mengklasifikasikan film laga komedi tentang pemberantasan perjudian online ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas. (eka)

Bulan wisuda Mai Sakurajima (pengisi suara Asami Seto) telah tiba. Saat untuk perubahan itu ternyata tak cukup menjelaskan mengapa Sakuta Aszusagawa (Kaito Ishikawa) ingin bertemu gadis kecil yang mirip dengan Mai. Setelah wisuda, Sakuta dan Mai menikmati perjalanan pulang terakhir mereka. Sayangnya, Sakuta menderita Adolescent Syndrome (sindrom pancaroba) dan dunia tidak lagi mengenalinya. Sebelum Sakuta dapat mengungkap misteri baru, itu ayahnya (Tomoe Koga) mengabarkan bahwa keluarga mereka tak lagi tinggal bersama sejak Kaede (Yurika Kubo) diintimidasi. Dua tahun kemudian, ibu mereka menyatakan ingin bertemu dengan putrinya.

Diadaptasi dari novel ringan Rascal Does Not Dream karya Hajime Kamoshida dengan ilustrasi oleh Keeji Mizoguchi. (Seishun Buta Yarou Series Prequel Seishun Buta Yarou wa Odekake Sister no Yume wo Minai). Film animasi hiburan, ini oleh Lembaga Sensor Film diklasifikasikan untuk penonton usia 13 tahun ke atas. (air)

Syed Abdul Rahim (Ajay Devgn), pelatih sepak bola India, sejak 1952 hingga 1962, bercita-cita menjadikan tim sepak bola India juara dan dikenal dunia. Ia sering berdebat dengan para pengurus Federasi Sepak Bola India tentang bagaimana memiliki tim yang solid dan bisa menjadi juara internasional.

Film drama ini terinpirasi dari kisah nyata Syed Abdul Rahim, sosok ikonik dalam sejarah olahraga India. Ia berhasil merevolusi olahraga di India, dan membuat Tim Sepak Bola India sebagai ‘Brasil Asia’ dalam formasi permainan 4-2-4, dengan meraih dua medali emas di Asian Games 1951 dan Asian Games 1962, sekaligus menjadi tim sepak bola Asia pertama yang lolos ke Semi Final Olimpiade Musim Panas 1956. Film yang menampilkan adegan perjuangan, pengorbanan, dan sikap pantang menyerah dalam mewujudkan cita-cita, itu oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 13 tahun ke atas. (tar)