login

team

Lahir di Semarang, pada Senin, 14 Februari 1972, lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah

team

Ervan Ismail

Wakil Ketua LSF

Lahir di Kotabaru, Kalimantan Selatan, pada Selasa, 12 Januari 1971, Ervan Ismail, M.Si adalah anak

team

Rommy Fibri Hardiyanto

Ketua LSF

Lahir di Semarang, pada Senin, 14 Februari 1972, lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, ini memilih menanggalkan bidang keilmuannya untuk bergelut di dunia jurnalistik. Rommy Fibri Hardiyanto pernah menjadi pewarta Majalah Berita Mingguan Tempo, Produser Eksekutif Liputan 6 SCTV, Pemimpin Redaksi Tabloid Mingguan Prioritas, Direktur News dan Produksi TV Muhammadiyah, dan Direktur Harian Jurnal Nasional. Selain aktif di media massa, pemilik gelar Magister Ilmu Komunikasi dengan spesialisasi Corporate Communications, ini juga mengajar mata kuliah “Liputan Investigasi” dan “Pengantar Komunikasi Massa” di The London School of Public Relations (LSPR). Melengkapi kapasitas profesionalnya, pria yang menjadi pengurus Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) DKI Jakarta, ini memiliki sertifikat dari LSPR dan Edith Cowan University Australia dalam bidang Strategic Issues Management. Bersama rekan-rekannya di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, dan para pengacara muda dari Komite Pembela Kebebasan Pers (KPKP), pada 2003 Rommy mendirikan dan menjadi Ketua Dewan Pengawas Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers di Jakarta. Profesinya sebagai jurnalis juga mengantarkannya berkiprah di kancah nasional maupun internasional. Ia pernah meliput peristiwa Darurat Sipil di Aceh, terorisme di Poso (Sulawesi Tengah), konflik di Papua, Peristiwa Bom Bali, menelusuri jejak terorisme di Malaysia, dan mengungkap penyelundupan minyak melalui kapal tanker di Merak, Banten. Puncaknya adalah ketika ia ditugaskan sebanyak tiga kali bolak-balik ke Irak: Selama Perang Irak Maret-April 2003, saat Presiden Irak Saddam Hussein tertangkap, serta ketika transisi pemerintahan dari Amerika Serikat ke pemerintahan baru Irak. Tak aneh bila ia kemudian diundang sebagai pembicara dalam acara US Public Affairs Section se-Asia Pasifik, di US Pacific Command (USPACOM), Hawaii, AS. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain, Detik-detik Terakhir Saddam: Kesaksian Wartawan TEMPO dari Bagdad, Irak, yang ditulis bersama Ahmad Taufik (Pusat Data dan Analisa TEMPO, 2008), Panduan bagi Jurnalis dalam Meliput Peristiwa Traumatik, yang ditulis bersama Ray Wijaya dan Fetty Fajriati (Yayasan Pulih, 2005). Ia juga meraih pelbagai penghargaan, antara lain, Best Expertise Lecturer 2012 LSPR (2013), Anugerah Adiwarta Tabloid Mingguan Prioritas untuk kategori Foto Jurnalistik Feature Terbaik (2012), “Jurnalis Jakarta Award” dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, untuk kategori “Liputan Internasional” (2003), Nominee “Lorenzo Natali Prize: Excellence in Reporting Human Rights, Democracy and Development” oleh International Federation of Journalists (IFJ) dan Komisi Eropa, Brussels-Belgia (2002), serta Juara I Lomba Penulisan IPTEK oleh Dupont Industries co (Indonesia) bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi RI (2001). Rommy yang pernah diundang ke Republik Federal Jerman untuk mengikuti kursus singkat tentang “Manajemen Media Massa dan Serikat Pekerja,” ini sempat menjadi tamu pemerintah Amerika Serikat dalam International Visitor Program (IVP) untuk mempelajari tentang “Kebebasan Pers dan Kebebasan Informasi.” Undangan itu memberinya kesempatan untuk blusukan ke Pentagon dan Gedung Putih. Di LSF, Rommy pernah menjadi Anggota untuk periode 2015-2019, dan pada Jumat, 8 Mei 2020 dilantik kembali sebagai Anggota dan kemudian dipilih menjadi Ketua LSF periode 2020-2024.

follow me on
team

Ervan Ismail

Wakil Ketua LSF

Lahir di Kotabaru, Kalimantan Selatan, pada Selasa, 12 Januari 1971, Ervan Ismail, M.Si adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Lelaki dengan dua anak ini hobi bermain band, membaca, olahraga, nonton, serta traveling. “Kerjakanlah segala sesuatu sebaik mungkin” adalah motto hidup dari lulusan S2 Universitas Indonesia jurusan Manajemen Komunikasi ini. Ia pernah menjadi Reporter Harian Umum Republika, Head of Marketing / Promotion / Public Relations Radio Trijaya Group (Jakarta-Surabaya-Medan-Semarang-Jogja-Bandung), Managing Director Advertising Agency Vima Communications, Jakarta, Konsultan dan Peneliti Komunikasi, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia DKI Jakarta dua periode (2011-2014 dan 2014-2017). Dosen Fikom Universitas Mercu Buana, Jakarta, ini juga pernah aktif di sejumlah organisasi. Antara lain, Ketua Bidang Eksternal Senat Mahasiswa FISIP UJ (1991-1992), Wakil Ketua Umum UKM Seni dan Vokal UJ (1991-1992), Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP (1992-1993), Pengurus HMI Cabang Jakarta, Pengurus HIPMI Cabang Bekasi, Wakil Ketua KPID DKI Jakarta, dan Ketua Korda Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia-Forkapi Jakarta Raya. Sejak Jumat 8 Mei 2020 ia dilantik sebagai Anggota LSF (2020-2024) sekaligus terpilih sebagai Wakil Ketua LSF.

follow me on

team

Nasrullah

Ketua Komisi I

Lahir di Jakarta, Jumat, 10 Maret 1978, Nasrullah menjadi Anggota LSF berasal dari unsur pemerintah,

team

Ahmad Yani Basuki

Ketua Komisi II

Sebelum berlakunya UU No. 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, Dr. Ahmad Yani Basuki, M.Si. pernah berki

team

Naswardi

Ketua Komisi III

Dr. Naswardi, MM, ME, lahir di Balimbing, kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat,

team

Nasrullah

Ketua Komisi I

Lahir di Jakarta, Jumat, 10 Maret 1978, Nasrullah menjadi Anggota LSF berasal dari unsur pemerintah, dalam hal ini dari Kementerian Agama. Ia menuntaskan pendidikan S-2 dan S-3 Ilmu Dakwah Komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sebelum ditempatkan di LSF, “Ustadz Anas,” demikian ia akrab disapa, berdinas di Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Penerangan Agama Islam, Kemenag. Dalam tugas tersebut, ia terbiasa menangani persoalan aliran yang dianggap sempalan, radikal, dan pernah menjumpai beberapa orang yang mengaku nabi palsu, malaikat palsu, bahkan tuhan palsu. Pernah pula ia mengendalikan Kelompok Ahmadiyah di Wilayah Jawa Barat, dan kelompok Syiah di Sampang, Surabaya Timur, Jatim. Di LSF, dalam periode keduanya kali ini, Ustadz Anas menjabat sebagai Ketua Komisi I Bidang Penyensoran, Dialog, Komunikasi dan Data.

follow me on
team

Ahmad Yani Basuki

Ketua Komisi II

Sebelum berlakunya UU No. 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, Dr. Ahmad Yani Basuki, M.Si. pernah berkiprah di LSF sebagai perwakilan masyarakat bidang Pertahanan dan Keamanan. Lahir di Blitar, pada Senin, 5 Maret 1956, Ahmad Yani Basuki yang juga dikenal dengan inisial “AYB,” menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Blitar dan Tulungagung, Jawa Timur. Menuntaskan studi dan sempat menjadi dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, Surabaya, AYB pernah memimpin majalah kampus dan aktif menulis pelbagai artikel di situ. Keinginannya untuk terus maju dan meningkatkan diri, dan atas dukungan keluarga, ia kemudian melanjutkan kariernya di lingkungan TNI Angkatan Darat, dengan memasuki Sekolah Perwira Wajib Militer dan lulus dengan pangkat Letnan Satu Corp Ajudan Jenderal (1984). Berkarier cemerlang di dunia militer, ia pernah menjabat perwira pembina mental di Batalyon Kavaleri V Serbu Kodam II Sriwijaya, dan Perwira Seksi Teritorial Batalyon Infanteri (Yonif) 412/6/2 Kostrad, dalam penugasan Operasi Seroja di Timor-Timur (1991). Melalui Tulisan kritisnya, ia pernah mendapat penghargaan sebagai Pemenang Pertama Lomba Karya Tulis Sospol ABRI (1994/1995). Dan pada 1997, ketika mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), ia memperoleh penghargaan Karya Wira Jati sebagai Penulis Kertas Karya Perorangan Terbaik. Lalu, pada 2003-2004, ia berdinas di Pusat Penerangan (Puspen) TNI, sebagai Kepala Dinas Penerangan Umum, sebelum ditugaskan sebagai Komandan Satuan Tugas Penerangan Komando Operasi TNI, dalam darurat militer di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kariernya memuncak ketika ia diminta dan diangkat menjadi Staf Khusus Presiden RI Bidang Publikasi dan Dokumentasi pada era Presiden SBY, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal (Mayjen) TNI. Sepanjang karier dan jabatannya itu, ia sudah berkunjung ke lebih dari 23 negara, dan mendapatkan sejumlah anugerah Satya Lencana dan Bintang Jasa, antara lain Bintang Jasa Utama. Kesibukannya di lingkungan TNI, tidak menyurutkan semangatnya untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Ia berhasil menuntaskan pendidikan S2 program studi Manajemen Pembangunan Sosial dan S-3 bidang studi Sosiologi Militer di Universitas Indonesia. Dan di luar jabatan strukturalnya, ia pernah menjabat Anggota Dewan Pengawas Perum Jasa Tirta I (2010-2013), dan Komisaris PT PLN (2013-2014). Dosen Sosiologi Komunikasi di FISIP UPN Veteran, Jakarta, ini pernah menulis sejumlah buku antara lain, Bimbingan dan Penyuluhan Agama; Reformasi TNI: Pola, Profesionalitas dan Refungsionalisasi Militer dalam Masyarakat; dan Jalan Harus Terang: Sisi Religius SBY dalam Gaduhnya Politik. Di bidang keagamaan, “Ustadz Yani” yang selalu tampil alim dan mencerahkan, ini tercatat sebagai penceramah dan khatib di beberapa masjid, antara lain Masjid Baiturrahim Istana Kepresidenan dan Masjid Istiqlal, Jakarta. Di LSF, ia pernah menjadi Ketua LSF Periode 2015-2019, dan pada periode 2020-2024 menjadi Anggota sekaligus Ketua Komisi II LSF membawahkan Bidang Pemantauan, Hukum dan Advokasi.

follow me on
team

Naswardi

Ketua Komisi III

Dr. Naswardi, MM, ME, lahir di Balimbing, kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada Sabtu, 16 Juli 1983. Meraih gelar Doktor pada Program Studi Ilmu Manajemen di Universitas Negeri Jakarta dalam usia 34 Tahun, ia berpengalaman dan ahli dalam bidang perlindungan anak. Sebagai analis dan tenaga ahli di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), selama 10 tahun ia terlibat dalam perumusan kebijakan, pengawasan, advokasi, penanganan pengaduan, dan mediasi sengketa pelanggaran hak anak. Tulisan dan hasil penelitiannya terkait isu perlindungan anak dan sumber daya manusia, telah banyak dipublikasikan. Antara lain, Evaluation Of Community Services and Mediation Services Infringement of Childrens Rights in The Commission of Indonesian Child Protection (Journal Internasional IJHCM: 2017), Indonesia Darurat Perlindungan Anak (Harian Singgalang: 2012), Manajemen Keluarga Basis Perlindungan Anak dari Ancaman Kejahatan Media Televisi, (Warta: 2012). Karya ilmiahnya yang sudah diterbitkan dan dibukukan adalah, Kualitas Pengasuhan Anak di Indonesia, Hasil Survey Nasional dan Tela’ah Kebijakan Pemenuhan Hak Pengasuhan Anak di Indonesia (2015); Harapan dan Realita 2 Tahun Implementasi Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia (2016; Pengawasan Pemenuhan Hak Pengasuhan Anak di Indonesia (2017); Telisik Anak Berhadapan dengan Hukum Perspektif Masalah dan Faktual (2017); Dampak Pengasuhan dan Upaya Pembinaan Anak Berhadapan dengan Hukum (2018); dan Kualitas Pemenuhan Hak Pengasuhan Anak di Taman Panitipan Anak dan Taman Anak Sejahtera (2020). Pemilik sertifikat kompetensi Mediator Ahli dalam Bidang Isu Perlindungan Anak, ini aktif dalam penyelenggaraan perlindungan anak, melalui organisasi sosial, organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan. Ia tercatat sebagai Ketua Pusat Kajian dan Riset Perlindungan Anak (PAKAR PA), Ketua Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak-Panti Sosial Asuhan Anak (Fornas LKSA-PSAA), Wakil Ketua Badan Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial, Ketua Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta, Wakil Ketua Satuan Tugas Perlindungan Anak dan Ketua Asosiasi Mediator Anak Indonesia. Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uhamka, Jakarta, ini sekarang menjabat Ketua Komisi III Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (2020-2024), membidangi sosialisasi, kerjasama antar lembaga, penelitian dan pengkajian.

follow me on

team

Andi Muslim

Ketua Subkomisi Media Baru

Sesuai minat dan passion-nya pada ilmu komunikasi, Andi Muslim, S.Ds., M.Si adalah Anggota LSF unsur

team

Arturo Gunapriatna

Ketua Subkomisi Kemitraan Dan Sosialisasi

Duduk di LSF mewakili unsur masyarakat bidang perfilman, Arturo Gunapriatna yang akrab dipanggil “

team

Fetrimen

Ketua Subkomisi Pemantauan Dan Evaluasi

Sebelum menjadi Anggota LSF (2020-2024) dari unsur masyarakat, Dr. Fetrimen pernah menjadi Tenaga Se

team

Hafidhah

Sekretaris Komisi I

Perempuan kelahiran Sumenep, Madura, Jumat, 12 Agustus 1983, yang akrab disapa Fidha, ini meraih gel

team

Andi Muslim

Ketua Subkomisi Media Baru

Sesuai minat dan passion-nya pada ilmu komunikasi, Andi Muslim, S.Ds., M.Si adalah Anggota LSF unsur pemerintah dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kelahiran Jakarta, Jumat, 8 Februari 1980, ini telah mengenyam pelbagai pendidikan di bidang komunikasi, antara lain, di Jurusan Advertising di Interstudi, Jakarta, S1 Sarjana Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, dan studi S2 Ilmu Komunikasi, di Universitas Indonesia. Andi, yang penampilannya paling fashionable di LSF, ini pernah menjabat Kepala Seksi Kemitraan Komunikasi Media di Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo. Tak aneh bila ia berperan aktif dalam pelbagai kegiatan komunikasi publik pemerintah, antara lain sebagai Koordinator Satgasus Government Public Relations, yang merupakan implementasi Inpres 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Informasi Publik. Ia juga dipercaya sebagai Wakil Ketua Diseminasi perhelatan olah raga akbar Asian Games 2018, dan selanjutnya menjadi Ketua Tim Komunikasi Asian Para Games (2018). Pada Jumat, 8 Mei 2020, pria berdarah Bugis-Lombok, ini dilantik sebagai Anggota LSF periode 2020-2024. Wajar bila anggota paling “milenial” ini kemudian ditunjuk menjadi Ketua Subkomisi Media Baru, khususnya untuk rebranding LSF, melalui pelbagai kanal dan akun media sosial LSF. Di tangannya, diharapkan lembaga negara ini dapat menjalin komunikasi yang setara dan sebahasa dengan generasi baru, dalam rentang usia 15-35 tahun, sebagai penerus eksistensi bangsa ini, terutama yang bergiat di dalam ekosistem perfilman Indonesia.

follow me on
team

Arturo Gunapriatna

Ketua Subkomisi Kemitraan Dan Sosialisasi

Duduk di LSF mewakili unsur masyarakat bidang perfilman, Arturo Gunapriatna yang akrab dipanggil “Kang Atung,” menuntaskan pendidikan S1 dan S2 di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Sejak 1988, pria kelahiran Buenos Aires, Argentina, pada Kamis, 26 Februari 1959, ini mengajar di Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta. Dan, sejak 2011 ia juga pernah mengajar di Fakultas Ilmu Sosial Politik dan Komunikasi Universitas Indonesia. Sebelumnya, Arturo aktif berkecimpung di dunia film dan teater, pernah turut menangani sejumlah film layar lebar dan serial televisi. Antara lain, menjadi editor film Babad Tanah Leluhur II, Angin Rumput Savana, Cintaku di Rumah Susun, dan sebagainya. Menjadi co-sutradara film Cinta dalam Sepotong Roti, Surat Untuk Bidadari, Bulan Tertusuk Ilalang, Rindu Kami Padamu, Opera Jawa, dan sebagainya. Sementara untuk serial televisi, ia pernah menyutradarai Sahabat Pilihan, Buana Jaka, Nyah Cemplon, Anak Seribu Pulau, Perjalanan, Pustaka Anak Nusantara, dan sebagainya. Pada Festival Film Indonesia 2007-2008, ia menjadi salah seorang juri untuk kategori Film Televisi, dan pada 2012 menjadi juri kategori film dokumenter. Saat ini ia juga termasuk anggota juri FFI bersama 100 juri lainnya. Ia juga pernah menjadi Juri pada perhelatan Anti Coruption Film Festival 2014 dan juri beberapa festival serta sayembara film pendek di Indonesia.

follow me on
team

Fetrimen

Ketua Subkomisi Pemantauan Dan Evaluasi

Sebelum menjadi Anggota LSF (2020-2024) dari unsur masyarakat, Dr. Fetrimen pernah menjadi Tenaga Sensor LSF. Doktor Administrasi Pendidikan (S3) di Program Pascarjana Universitas Negeri Jakarta, ini aktif di pelbagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, antara lain, Anggota Komisi Pendidikan Kader Majelis Ulama (MUI) Pusat, Anggota Pengabdian Masyarakat Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Pusat, Angggota Litigasi dan Non-Litigasi Lembaga Bantuan Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (LBH-ICMI Pusat), Ketua Departemen Pelatihan Kader Majelis Nasional KAHMI, Sekretaris Majelis Wakaf dan Kehartabendaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Wakil Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bekasi, serta anggota senat universitas di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Putra Minang kelahiran Koto Berapak, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatra Barat, pada Jumat, 23 September 1977, ini adalah lulusan Magister Administrasi Pendidikan (S2) Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA). Ia juga merupakan Dosen Tetap Persyarikatan di Program Studi yang sama, serta dosen di sejumlah Perguruan Tinggi di Jakarta dan Bekasi. Sebelum berkiprah di LSF, ia pernah menjadi Wakil Dekan di Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA, serta menjadi Sekretaris Badan Pembina Harian Institut Bisnis Muhammadiyah (BPH IBM) Bekasi. Selain sebagai Anggota, di Komisi II LSF, ia menjabat Ketua Subkomisi Bidang Pemantauan dan Evaluasi.

follow me on
team

Hafidhah

Sekretaris Komisi I

Perempuan kelahiran Sumenep, Madura, Jumat, 12 Agustus 1983, yang akrab disapa Fidha, ini meraih gelar S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang (2006), lalu Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada 2010, dan kini tengah menempuh program Doktor pada bidang studi yang sama. Memeroleh beasiswa Special Course Student Flinders University, Australia (2015), sejak 2007 ia menekuni aktivitas akademik sebagai peneliti dan pengampu mata kuliah di Sekolah Tinggi Telematika (STT), serta di beberapa Perguruan Tinggi di Jakarta. Sebagai Asisten Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat (2016-2019), ia terlibat aktif dalam Tim Gugus Tugas Pengawasan Penyiaran Pilkada Serentak, bekerjasama dengan Bawaslu, KPU, KPI dan Dewan Pers (2017-2018), dan berlanjut sebagai Tim Gugus Tugas Pengawasan Penyiaran Pemilu (2019). Ia juga aktif di sejumlah organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, antara lain, sebagai Ketua Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) Pusat, Himpunan Pengusaha Pribumi (HIPPI), dan Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI). Sejak 8 Mei 2020, Fidha dilantik sebagai Anggota sekaligus Sekretaris Komisi I, LSF RI (2020-2024).

follow me on

team

Joseph Samuel Krishna

Ketua Subkomisi Apresiasi Dan Promosi

Lahir di Jakarta pada Rabu, 18 Mei 1983, Joseph Samuel Krishna berpengalaman dalam dunia pertelevisi

team

Kuat Prihatin

Ketua Subkomisi Penelitian Dan Pengkajian

Kuat Prihatin, S.Sos., MM., lahir di Purworejo, pada Minggu, 4 Mei 1969. Pendidikan SD sampai dengan

team

Mukayat Al-Amin

Sekretaris Komisi III

Mukayat Al-Amin, M. Sosio, lahir pada Rabu, 16 November 1983, di Desa Kalen Kecamatan Kedungpring, K

team

Noorca M Massardi

Ketua Subkomisi Dialog

Lahir di Subang, Jawa Barat pada Minggu, 28 Februari 1954, anak kelima dari 12 bersaudara, Noorca Ma

team

Joseph Samuel Krishna

Ketua Subkomisi Apresiasi Dan Promosi

Lahir di Jakarta pada Rabu, 18 Mei 1983, Joseph Samuel Krishna berpengalaman dalam dunia pertelevisian selama 14 tahun. Joseph yang akrab dipanggil “Kang Ocep”, mengawali karier profesionalnya sebagai Corporate Legal di PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TV7 yang kemudian menjadi Trans7) selama lima tahun. Tanggung jawab dan bidang pekerjaan yang ditekuninya saat itu adalah pembuatan berbagai perjanjian komersil terkait pertelevisian, pengembangan anggota jaringan televisi, hingga penyelesaian permasalahan hukum. Pada 2009, berkat capaian dan dedikasinya, Joseph menerima penghargaan Employee of The Year dari Trans7. Kariernya kemudian berlanjut menjadi Corporate Secretary di PT Sun Televisi Network (SindoTV) yang kemudian berubah menjadi iNews), sebagai salah satu unit usaha di MNC Media. Sebagai corporate secretary, ia bertanggung jawab memimpin Departemen Government Relations dan Corporate Communication. Salah satunya capaiannya adalah melakukan rebranding dari SindoTV menjadi iNews, membangun dan mengembangkan jaringan iNews, dari 24 (dua puluh empat) menjadi 65 (enam puluh lima) jaringan televisi di kota-kota besar di Indonesia, hanya dalam beberapa tahun, serta terlibat pelbagai kegiatan CSR untuk masyarakat sekitar. Memiliki peminatan di dunia hukum, ia menyelesaikan S1 Hukum di Universitas Tarumanagara, Jakarta, dan Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk memperoleh izin beracara di pengadilan. Beberapa kegiatan lain yang aktif dilakukannya adalah bersepeda, menekuni fotografi dan berpartisipasi sebagai Pengurus Besar Persatuan Olah Raga Billiar Seluruh Indonesia (PB POBSI) masa bakti 2019-2023.

follow me on
team

Kuat Prihatin

Ketua Subkomisi Penelitian Dan Pengkajian

Kuat Prihatin, S.Sos., MM., lahir di Purworejo, pada Minggu, 4 Mei 1969. Pendidikan SD sampai dengan SMA ditempuhnya di Purworejo, sebuah kota kecil di Jawa Tengah bagian selatan, yang juga merupakan kota kelahiran WR. Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya. Purworejo juga sering disebut kota pangsiunan, karena banyak warganya yang kembali dan menetap di kota kelahiran mereka itu. Sambil bekerja, Kuat Prihatin melanjutkan kuliah hingga mencapai S1 jurusan Administrasi Negara di STIA Yappann, Jakarta, dan lulus pada 1996. Melanjutkan S2 jurusan Management di STIE Ipwija, Jakarta, ia lulus pada 2011. Pada 1989, ia mulai bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil Golongan II/A di Ditjen Kebudayaan Depdikbud. Sempat tergabung di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata selama 10 tahun (2002), ia kembali ke Kemendikbud pada 2012. Jabatan pertama yang diembannya adalah Kasubag Perencanaan Program di Ditjen Nilai Budaya Seni dan Film (2007). Sepanjang kariernya, ia pernah menjadi Kasubag Pemantauan dan Evaluasi, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Umum dan Kasubdit Program Evaluasi dan Dokumentasi di Direktorat Kesenian, serta Perencana Ahli Madya di Ditjen Kebudayaan. Terakhir, ia ditugaskan untuk menjadi anggota Lembaga Sensor Film periode 2020-2024, mewakili unsur Pemerintah dari Kemendikbud. Di LSF, selain menjadi Anggota, ia juga menjabat Ketua Subkomisi Penelitian dan Pengkajian di Komisi III LSF.

follow me on
team

Mukayat Al-Amin

Sekretaris Komisi III

Mukayat Al-Amin, M. Sosio, lahir pada Rabu, 16 November 1983, di Desa Kalen Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Bapak, Emak, Kakek dan sanak kerabatnya berprofesi sebagai petani. Dibesarkan dari keluarga dan lingkungan petani, selepas Madrasyah Ibtidaiyah (MI) pada 1996, Cak Mukayat, begitu panggilan akrabnya, melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsyanawiyah Negeri (MAN), dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babat (1999), sebelum kemudian kuliah di IAIN Sunan Ampel, Surabaya, pada Fakultas Dakwah Jurusan Pemberdayaan Masyarakat Islam (PMI). Sejak awal kuliah itulah ia lalu memasuki dunia aktivis dengan latar belakang pemikiran dan orientasi berbeda-beda, mulai dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) sampai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), maupun organisasi ekstra kampus. Meraih gelar S1 tepat waktu delapan semester, ia melanjutkan studi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, sembari bekerja sebagai konsultan Comunity Development (CD). Meraih gelar S2 dalam empat semester (2010), ia kemudian mengajar pada Jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya (2013), sembari aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Pemuda Muhammadiyah. Dan, pada 2018, ia melanjutkan studi S3 di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Ketertarikan Cak Mukayat pada dunia film, muncul ketika pada masa kuliah ia melihat dan menilai film berperan penting dalam pembangunan bangsa dan negara, antara lain, memupuk semangat nasionalisme, yang berfungsi sebagai salah satu benteng pemersatu bangsa dan negara. Film juga bisa dijadikan alat propaganda, dan infiltrasi ideologi bangsa lain, selain merupakan alat pendidikan untuk menumbuhkembangkan sikap optimisme, inovasi, kreatif, kompetitif, serta menjaga moralitas bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur khas identitas ketimuran. Atas dasar kecintaan serta pengabdiannya pada bangsa dan negara, itulah ia kemudian berikhtiyar untuk masuk dan kemudian terpilih menjadi anggota Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (2020-2024). Sebagai Anggota LSF termuda, ia ditunjuk sebagai Sekretaris Komisi III LSF yang membidangi Sosialisasi dan Hubungan Antarlembaga.

follow me on
team

Noorca M Massardi

Ketua Subkomisi Dialog

Lahir di Subang, Jawa Barat pada Minggu, 28 Februari 1954, anak kelima dari 12 bersaudara, Noorca Marendra Massardi adalah pewarta, penyair, penulis lakon, novel, cerpen, penyunting, dan pembawa acara televisi. Karya-karyanya mulai dimuat di media massa sejak ia berusia 16 tahun. Lakon-lakon sandiwaranya yang memenangi Sayembara Penulisan Lakon Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) adalah Perjalanan Kehilangan (1974), dan Terbit Bulan Tenggelam Bulan (1976); Sayembara Penulisan Lakon Anak-anak Dirkes Depdikbud: Tinton (1976), dan Mencari Taman (1978); serta Sayembara Penulisan Lakon Pemda Jawa Barat Kuda-Kuda (1975). Lakon lainnya adalah Bhagawad Gita (1972), Kertanegara (1973), dan Growong (1982). Karya-karya novelnya adalah Sekuntum Duri (1978), Mereka Berdua (1981), September (2006), d.I.a. Cinta dan Presiden (2008), Straw (2015), 180 (2016), Setelah 17 Tahun (2016), dan SIMVLACRVM (2019-2020). Kumpulan puisinya adalah Mata Pelajaran - Syair Kebangkitan (ditulis bersama saudara kembarnya Yudhistira ANM Massardi - 1994), Hai Aku Sent To You (2017), Hai Aku (2017), Ketika 66 (2020), dan Kumpulan Haiga/Haiku Pantai Pesisir (2021). Lulusan Ecole Superieure de Journalisme (ESJ), Paris, Perancis (1981) ini pernah menjadi koresponden Majalah Berita Mingguan Tempo di Paris, Perancis (1978-1981), pewarta Harian Kompas (1982-1985), Pemimpin Redaksi Majalah Berita Bergambar Jakarta-Jakarta (1985-1989), Redaktur Eksekutif Majalah Vista FMTV (1990-1992), Redaktur Eksekutif/Pemred Majalah Berita Mingguan Forum Keadilan (1992-2003), Pemred Majalah telset (2002-2003), Pemred Majalah Hongshui Living Harmony (2004-2006), Pemred Majalah Bulanan AND (2010-2011), dan Wakil Pemimpin Umum Tabloid Mingguan Prioritas (2011-2012). Pernah menjadi Ketua Komite Teater dan Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1990-1993), menjadi pembawa acara Cinema-Cinema di RCTI (1990-1993), pengurus organisasi Karyawan Film dan Televisi / KFT (1993), dan Pengurus Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia / GPBSI (2010-2020). Sejak Jumat, 8 Mei 2020, ia dilantik sebagai Anggota Lembaga Sensor Film (2020-2024) sekaligus menjadi Ketua Subkomisi Dialog.

follow me on

team

Rita Sri Hastuti

Ketua Subkomisi Data, Pelaporan, dan Publikasi

Perempuan kelahiran Jakarta, Minggu, 13 November 1955, ini lebih banyak menjalani hidupnya sebagai p

team

Roseri Rosdy Putri

Sekretaris Komisi II

Roseri Rosdy Putri, M.Hum, lahir di Jakarta pada 14 Februari, dari orang tua berdarah Minang, Sumate

team

Saptari Novia Stri

Ketua Subkomisi Hukum dan Advokasi

Saptari Novia Stri, S.H., lahir di Jakarta pada Kamis, 7 November 1968. Anak ketiga dari enam bersau

team

Tri Widyastuti Setyaningsih

Ketua Subkomisi Penyensoran

Tri Widyastuti Setyaningsih S.Sn, M.Sn, atau yang lebih dikenal dengan nama Wiwid Setya (Wiwid), sud

team

Rita Sri Hastuti

Ketua Subkomisi Data, Pelaporan, dan Publikasi

Perempuan kelahiran Jakarta, Minggu, 13 November 1955, ini lebih banyak menjalani hidupnya sebagai pewarta. Rita Sri Hastuti yang dikenal dengan insialnya “RSH,” memulai kariernya sebagai pewarta di Surat Kabar Kampus UI Salemba, sebelum kemudian bergabung di Majalah Berita Mingguan Tempo. Saat Tempo menerbitkan Majalah Budaya Zaman, ia ikut mengelolanya antara lain bersama Putu Wijaya (1980-1985). Ia juga mengelola Majalah Swa bersama Bondan Winarno (alm). Pada 1987, bersama 44 pewarta ex-Tempo ia ikut menerbitkan Majalah Berita Mingguan Editor. Ketika Editor dibreidel rezim Orde Baru pada 1994, ia ikut menerbitkan Majalah Berita Mingguan Tiras (1995-1998), menerbitkan Majalah d’Maestro bersama pewarta senior Chrys Kelana (2004-2008), dan Majalah Budaya Warisan Indonesia (2010-2013) bersama Putu Wijaya. Tak hanya di media cetak, Rita yang lulus sarjana muda dari Fakultas Sastra UI, tapi gelar sarjananya diraih dari Jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia Universitas Nasional, ini juga pernah menjadi reporter RRI untuk acara Seni dan Sastra (1984-1987). Ia kemudian menjadi penyiar di Radio Delta FM (1994-2004), Redaktur Pelaksana Wanita dan Berita (ANTV, 2001), Redaktur dan Narator Kabar-Kabari Minggu (RCTI, 2002), serta Redaktur dan Narator Kabar Baik (TVRI, 2009-2010). Sebagai pewarta film, ia antara lain ikut dalam tim editor buku Layar Perak – Sejarah Bioskop Indonesia (GPBSI, 1992). Ia juga menjadi Humas Festival Film Indonesia (FFI) pada 2005 dan 2006. Di LSF sendiri, ia pernah menjadi anggota LSF (2009-2015) mewakili Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), sebelum kemudian melanjutkan secara pribadi sebagai Tenaga Sensor LSF (2015-2019). Kini ia kembali menjadi anggota LSF (2020-2024) sekaligus menjadi Ketua Subkomisi Data, Pelaporan, dan Publikasi.

follow me on
team

Roseri Rosdy Putri

Sekretaris Komisi II

Roseri Rosdy Putri, M.Hum, lahir di Jakarta pada 14 Februari, dari orang tua berdarah Minang, Sumatera Barat. Mengenyam pendidikan SD hingga SMA di Jakarta, Erri Rosdy - nama singkatnya - menyelesaikan S1 dan S2 Jurusan Arkeologi, di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Mengawali kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil pada 1992 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah mengantarnya melanjutkan pendidikan spesialisasi di Jepang, tentang Metode dan Teknik Pemugaran Bangunan Kayu. Ia juga merupakan satu-satunya perempuan Indonesia, yang bekerja di bawah koordinasi Unesco, untuk melakukan pemugaran salah satu candi di dalam Kawasan Angkor Thom, Kamboja. Kembali ke Tanah Air, Erri banyak melakukan pemugaran cagar budaya di seluruh Indonesia, hingga menjabat Kepala Bidang Pemugaran Cagar Budaya di Direktorat Jenderal Kebudayaan. Jabatan terakhirnya di Kemendikbud adalah Kepala Bidang Warisan Budaya Dunia, dengan tugas melakukan perencanaan dan pengelolaan seluruh warisan dunia budaya di Indonesia, termasuk yang akan diusulkan ke Unesco. Selama bekerja, banyak prestasi yang diraihnya. Secara khusus, dalam lima tahun terakhir, ia telah berhasil memasukkan Tiga Genre Tari Bali (2015) dan Pinisi - Seni Membangun Kapal (2017), dalam Daftar ICH Unesco, serta Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto di Sumatera Barat, dalam Daftar Warisan Dunia (World Heritage) Unesco. Saat ini, selain sebagai Anggota Lembaga Sensor Film (2020-2024) merangkap Sekretaris Komisi II Bidang Pemantauan, Hukum, dan Advokasi, ia juga kerap diminta bantuan kinerjanya oleh sejumlah Lembaga dan Institusi di luar Kemendikbud, terkait keahliannya di bidang Cagar Budaya.

follow me on
team

Saptari Novia Stri

Ketua Subkomisi Hukum dan Advokasi

Saptari Novia Stri, S.H., lahir di Jakarta pada Kamis, 7 November 1968. Anak ketiga dari enam bersaudara ini biasa dipanggil Titta. Masa pendidikannya dari TK, SD, SMP, sampai SMA ditempuhnya di Labschool Rawamangun, Jakarta. Dan, gelar S1 Fakultas Hukum diraihnya di Universitas Islam Jakarta. Mengawali kariernya di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada Bagian Tatalaksana, Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan (1994), pada 2001 Ditjen Kebudayaan bergabung dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), sebelum kemudian pada 2012 bergabung kembali ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Di luar kegiatan rutin, Titta pernah ditugaskan untuk mengikuti Short Course Human Rights Training in Australia yang diselenggarakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, bekerjasama dengan Pemerintah Australia (2004), Seminar Internasional bidang kebudayaan di Manila (2014), dan kegiatan 6th ASEAN Scout Jamboree, di Davao, Philipina (2017). Sepanjang kariernya, beberapa jabatan pernah diamanahkan kepada pecinta kuliner ini. Antara lain, Kasubbag Penyusunan Peraturan Perundang-undangan bidang Kebudayaan pada Biro Hukum dan Humas, Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata (2001), Kepala Seksi Teknologi Tradisional pada Asdep Tradisi, Kemenbudpar (2004), Kepala Subbagian Hukum pada Bagian Perencanaan dan Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kepala Subbagian Hukum dan Tatalaksana pada Bagian Hukum, Tatalaksana, dan Kepegawaian, Sekretariat Ditjenbud (2012-2013), Kepala Bagian Hukum, Tatalaksana, dan Kepegawaian pada Sekretariat Ditjenbud (2014), Kepala Subdirektorat Pembinaan Tenaga Kesejarahan pada Direktorat Sejarah, Ditjenbud (2015-2018), Kepala Subdirektorat Penulisan Sejarah pada Direktorat Sejarah, Ditjenbud (2019), dan Pamong Budaya Ahli Madya pada Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Ditjenbud (2020). Pada 8 Mei 2020 ia ditugaskan dan dilantik sebagai Anggota Lembaga Sensor Film (2020-2024), mewakili unsur pemerintah dari Kemendikbud, dan menjabat Ketua Subkomisi Hukum dan Advokasi Komisi II LSF.

follow me on
team

Tri Widyastuti Setyaningsih

Ketua Subkomisi Penyensoran

Tri Widyastuti Setyaningsih S.Sn, M.Sn, atau yang lebih dikenal dengan nama Wiwid Setya (Wiwid), sudah berpengalaman 20 tahun dalam industri film Indonesia dengan profesi sebagai Line/Associate Producer. Ia mengelola berbagai variasi sekala produksi film baik dengan crew dan lokasi dari dalam maupun luar negri. Hingga saat ini, Wiwid sudah menangani puluhan film antara lain: Kartini, Habibie & Ainun, Critical Eleven, The Mirror Never Lies, Opera Jawa, Kapan Kawin?, Denias Senandung di atas Awan, dan lain-lain. Mendapatkan gelar Magister Seni dalam peminatan utama Seni Urban dan Industri Budaya, di Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Wiwid melengkapi pendidikan seninya di bidang film dengan gelar Sarjana Seni pada peminatan utama Manajemen Produksi Film dan TV, di Fakultas Film dan Televisi (FFTV) - IKJ. Pada 2008, ia juga memeroleh beasiswa untuk mengikuti program peningkatan kapasitas manajemen seni dari The Ford Foundation, Jakarta, yang dikelola Asialink di Australia, dan Yayasan Kelola di Indonesia. Melalui program tersebut, ia berkesempatan terlibat dalam programming department di Sydney Film Festival (SFF), Australia, sekaligus memperkuat ilmu filmnya di Australian Film Television and Radio School (AFTRS). Pada 2016, ia berkesempatan membawa film Chaotic Love Poems ke ajang International Film Festival Rotterdam (IFFR), Belanda, untuk kategori “Voices.” Selain terlibat dalam pembuatan film, ia juga berpengalaman mengelola beberapa festival film di Indonesia, antara lain, Jakarta International Film Festival (Jiffest) kedua dan ketiga, serta British Film Festival (BFF) pada 2002–2004. Mulai 2015 hingga kini, ia mendedikasikan dirinya sebagai dosen pada kekhususan Mata Kuliah Produksi Film di FFTV- IKJ. Dan, sejak Jumat, 8 Mei 2020, ia dilantik sebagai Anggota Lembaga Sensor Film (LSF) periode 2020-2024, sekaligus ditetapkan sebagai Ketua Subkomisi Penyensoran.

follow me on