Kejadian tragis dialami Vina (Nayla D. Purnama). Jenazahnya ditemukan di jalan layang Cirebon, Jawa Barat. Semula, itu diduga akibat kecelakaan lalu lintas tunggal sepeda motor. Namun nenek Vina curiga, Vina tewas bukan karena kecelakaan. Tapi, sang nenek tidak memiliki cukup bukti. Akhirnya, roh Vina yang tidak terima atas penyebab kematian dirinya, turun tangan untuk mengungkap kebenaran, sebelum tujuh hari berlalu.

Film ini diangkat dari kisah nyata seorang korban perundungan (bullying) hingga tindak kekerasan yang dilakukan sebuah gang motor yang berujung kematian. Sempat menjadi pemberitaan viral pada 2016, tragedi Vina diangkat ke layar lebar dengan persetujuan keluarga, untuk menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak. Produser Dheeraj Kalwani menyebutkan, hampir seluruh lokasi syuting dilakukan di tempat kejadian perkara asli, walau ada beberapa karakter dan nama lembaga yang disamarkan, diganti, bahkan dihilangkan. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih film sesuai klasifikasi usia. (adl)

Mila (Maudy Effrosina) sangat sedih dan khawatir akan ibunya yang sakit keras, dan tidak bisa diobati secara medis. Seorang paranormal menyarankannya mencari obat ke desa penari di Jawa Timur. Ditemani sepupunya, Yuda (Jourdy Pranata), dan sahabatnya, Arya (Ardit Erwandha), Mila nekat pergi ke desa itu. Di tengah perjalanan mereka tersesat, dan meminta seorang penduduk lokal, Jito (M. Iqbal Sulaiman) untuk mengantarkan mereka ke desa penari. Banyak keanehan dan kejanggalan di desa itu,. Termasuk mendapatkan teror dari siluman ular Badarawuhi (Aulia Sarah).

Film Badarawuhi di Desa Penari karya sutradara Kimo Stamboel, ini adalah prekuel KKN di Desa Penari (karya Awi Suryadi, 2022), yang telah ditonton lebih dari 10 juta orang di Indonesia. Kimo Stamboel sendiri pernah menyutradarai Bunian (2004), Dreadout (2018); Ratu Ilmu Hitam (2019), Ivanna (2022); Jailangkung: Sandekala (2022), dan Sewu Dino (2023). Film yang digarap sesuai standar IMAX, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 13 tahun ke atas. (nmn)

Keluarga kaya asal Korea di Los Angeles, Amerika Serikat, mengalami serangkaian peristiwa supranatural. Mereka menghubungi dukun muda terkenal, Hwa Rim (Kim Go-eun) dan Bong Gil (Lee Do-hyun). Setelah menyelidiki kasus tersebut, Hwa Rim menyadari kejanggalan itu berkaitan dengan leluhur keluarga mereka. Ia pun meminta bantuan ahli feng shui Sang Deok (Choi Min-sik) dan petugas pemakaman Korea, Yong Geun (Yoo Hae-jin). Dengan imbalan uang berjumlah besar, mereka mencoba menemukan kuburan leluhur keluarga tersebut di desa terpencil Korea Selatan, dan menggali kuburannya. Tanpa mereka ketahui, penggalian itu justru melepas sesuatu yang jahat sekaligus berbahaya.

Exhuma ditayangkan pertama kali di ajang bergengsi Berlin International Film Festival 2024 pada 16 Februari 2024. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas. (azi)

Jessica (DeWanda Wise) pindah ke rumah masa kecilnya bersama suaminya Max (Tom Payne), serta kedua anak tirinya, Alice (Pyper Braun) dan Taylor (Taegan Braun). Di ruang bawah tanah rumah itu Alice menemukan boneka teddy bear yang diberi nama Chauncey. Setelah Alice terlihat aneh sejak bermain dengan Chauncey, Jessica memutuskan untuk mengajak Alice melakukan konsultasi kejiwaan. Psikiater. Dr. Alana Soto (Veronica Falcon) menyimpulkan, Chauncey adalah teman khayalan Alice yang muncul karena pengalaman traumatik. Namun Jessica berpendapat lain. Sejak itulah terjadi kejutan yang menegangkan. Dan, misteri yang pernah dialami Jessica pada masa kecilnya pun ikut terkuak.

Sutradara Jeff Wadlow, dalam film ini merangkap sebagai produser dan penulis skenario. Sementara DeWanda Wise, selain menjadi pemeran utama, juga menjadi salah seorang Executive Producer. Film horor thriller ini tayang di bioskop Indonesia pada Maret 2024. Lembaga Sensor Film mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas. (eka)

Wendy (Jolene Marie) dan Angga (Rory Asyari) adalah sepasang kekasih yang tengah sibuk mempersiapkan acara pernikahan mereka. Teman mereka, Agnes (Ardina Rasti), punya kenalan yang memiliki vila sangat mewah. Agnes pun mengusulkan kepada Wendy dan Angga, agar mereka berekreasi dulu di vila itu. Angga pun setuju sekalian ingin membuat foto pre-wedding di vila tersebut. Kekasih Agnes, Roby (Gandhi Fernando), fotografer mereka, dan teman-teman Agnes, yaitu Nanda (Hana Saraswati) dan Rizki (Ge Pamungkas)  pun ikut datang ke vila tersebut. Ternyata, vila itu adalah sarang Lampir (Sheila Salsabila) yang siap menyantap setiap tamu yang datang, demi menjaga kecantikannya yang abadi. Wendy dan teman-temannya pun berusaha menyelamatkan diri dari teror Lampir yang kejam itu.

Film Lampir menandai kembalinya aktris Ardina Rasti ke film layar lebar, setelah film terakhirnya, 22 Menit (2018). Film ini juga menandai kembalinya Gandhi Fernando sebagai produser serta penulis film. Karya film terakhir Gandhi yang ditulis dan diproduksinya adalah Mantan (2017). Film ini juga merupakan film ketiga rumah produksi Sinergi Pictures, yang sebelumnya memproduksi Perjanjian Gaib dan Bukannya Aku Tidak Mau Nikah (2023). Film yang mengandung sejumlah adegan kekerasan dengan visual darah, bunuh diri, penggunaan senjata tajam, senjata api, dan kata-kata umpatan kasar, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih film sesuai sesuai klasifikasi usia. (nwo)