Film Rusia ini mengangkat dongeng urban tentang penyihir yang mengambil anak-anak yang dilupakan atau yang tak diingat lagi oleh orangtuanya. Mereka akan hidup selama orangtua mereka mengingatnya dan akan hilang bila mereka dilupakan. Egor (Oleg Chugunov), seorang anak lelaki, baru pindah ke sebuah apartemen bersama ayahnya, Alexey (Aleksey Rozin), ibu tirinya, Yuliya (Maryana Spivak), dan adik tirinya yang masih bayi bernama Varya. Meskipun Yuliya tidak bekerja, ayah Egor menyewa seorang perawat, Tatyana (Svetlana Ustinova), untuk mengurus Varya.

Sejak Tatyana datang, Egor sudah melihat hal-hal aneh di kamar Varya. Akan tetapi, ayah Egor tidak percaya meskipun ia sudah memasang CCTV di kamar bayi tersebut, lantaran tak ada hal-hal mencurigakan yang terjadi di kamar Varya. Ketidakpercayaan orangtua Egor itu membuat Varya hilang dibawa Baba Yaga. Bersama dua temannya, Egor mencari keberadaan adik tirinya tersebut, dan mengetahui bahwa Varya sudah ada dalam penguasaan Baba Yaga. Pada saat pencarian, ternyata Egor bertemu dengan salah seorang korban Baba Yaga pada masa lalu. Film bergenre horror ini menginspirasi penonton untuk selalu ingat dan sayang terhadap anggota keluarga, dalam situasi apa pun. Film ini mengandung beberapa adegan kekerasan yang dibalut dengan jumscare. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas.

Seorang lelaki pendiam yang diperankan aktor Nicolas Cage, terdampar di Kota Hayesville, ketika mobilnya mengalami kerusakan. Sialnya, ia tak punya cukup uang untuk membayar perbaikan mobilnya. Sebagai gantinya, Tex Maccado (Ric Reitz), menawari lelaki itu untuk membersihkan tempat bermain dan restoran anak-anak yang ditinggalkan Tex, yaitu Willy’s Wonderland. Taman Bermain itu merupakan rumah untuk hewan animatronic, yaitu Siren Sara, Willy Weasel, Tito the Turtle, Cammy the Chameleon, Arty the Alligator, Gus si Gorilla, Knighty Knight, dan Ozzie.

Untuk bisa membersihkan tempat itu, dan bertahan hidup, lelaki itu bekerja sama dengan sekelompok remaja untuk melindungi diri dari kekejaman boneka-boneka yang telah dirasuki roh jahat itu. Wahana sekaligus restoran itu memang sempat dibuka kembali dengan pemilik yang berbeda. Namun beberapa insiden terjadi, yang melibatkan boneka animatronik, yang menewaskan sejumlah orang, hingga tempat itu ditutup kembali. Film horror dengan beberapa scene jumpscare ini mengandung adegan kekerasan berdarah yang cukup menegangkan. LSF mengklasifikasikannya untuk penonton usia 17 tahun ke atas.

Cole (Keegan Allen), vlogger dengan belasan juta followers, sukses karena selalu mencoba tantangan baru di pelbagai penjuru dunia. Untuk merayakan sepuluh tahun aktivitasnya, jutaan followers-nya memilihkan Moscow, ibukota Russia, sebagai tempat yang harus ia datangi, bersama kekasihnya, Erin (Holland Roden), serta Thomas (Denzel Whitaker), Dash (George Janko), dan Sam (Siya).

Alexei (Ronen Rubinstein), seorang jutawan muda Moscow, mengakomodasi semua keperluan mereka, dan menyiapkan tantangan khusus untuk Cole dan teman-temannya. Mengetahui bahwa escape room di dalam penjara Bolshevik, itu hanya ada satu di dunia, Cole pun sangat bersemangat. Mereka akan menayangkan petualangan seru di tempat dulu para musuh negara Uni Soviet disiksa dan dibunuh dengan kejam. Film adventure, mystery dan horror yang juga diberi judul No Escape ini mengandung sejumlah adegan kekerasan. LSF mengklasifikasinya untuk penonton 17 tahun ke atas.

Ketika melakukan tugasnya, Zeke yang dibayang-bayangi keberhasilan polisi senior (Samuel L. Jackson) sebelumnya, dibingungkan oleh pembunuhan mengerikan, yang membuatnya terperangkap dalam misteri pembunuhan yang dilakukan Jigsaw pada masa lalu. Kengerian yang diperlihatkan sang pembunuh membuat Zeke tanpa sadar ikut dalam pola dan pusat permainan sang pembunuh.

The Seventh Day ditulis dan disutradarai oleh Justin P. Lange. Film ini mengisahkan tentang pengusiran roh jahat yang dilakukan Pastor Peter Costello (Guy Pearce), dan pastor muda Daniel Garcia (Vadhir Derbes). Mereka melakukan ritual pengusiran roh jahat yang merasuki anak-anak. Pastor Daniel dihadapkan pada batas antara kebaikan dan kejahatan yang terlihat samar-samar, dan betapa di dałam kegelapan, kesadaran harus terus terjaga untuk bisa mencapai jalan terang. Film ini juga memberikan pemahaman sekaligus pesan bagi penikmatnya, bahwa tidak ada kekuatan lain yang dapat melebihi kekuatan Tuhan. Film yang cukup mengandung kekerasan dan kengerian ini, oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton 17 Tahun ke atas.

Film dibuka dengan kilas balik Marcus Abbott (Noah Jupe), yang tengah mengikuti pertandingan baseball, dan ditonton oleh warga dan anggota keluarganya. Tiba-tiba ada ledakan ledakan besar di udara. Sesaat kemudian, ratusan monster buta yang sensitif terhadap suara, seperti terlihat di prekuel film ini, A Quiet Place (2018), pun menyerang penduduk di kota itu. Lee Abbott (John Krasinki) dan Evelynn Abbott (Emily Blunt), berusaha menyelamatkan ketiga anaknya, Regan Abbott (Millicent Simmonds), Marcus Abbott dan Beau Abbott (Cade Woodward). Setelah kilas balik itu, adegan pun melanjutkan cerita dari akhir film A Quiet Place. Evelyn bersama ketiga anaknya, Regan, Marcus dan bayinya yang baru lahir, harus melanjutkan perjalanan dan petualangannya ke tempat yang lebih aman,  tanpa kehadiran sang kepala keluarga, Lee Abbott.

A Quiet Place Part II, masih disutradarai John Krasinski. Namun, kali ini, aktor dan sutradara Krasinki, juga ikut menulis dan mengembangkan skenario lanjutan, berdasarkan karakter sebelumnya yang ditulis Bryan Woods dan Scott Beck. Kisah awal A Quiet Place sendiri, ditulis Woods dan Beck ketika mereka masih kuliah. Krasinski kemudian membacanya pada 2016, dan diminta untuk menyutradarainya pada 2017. Film yang dirilis pada 2018 itu pun sukses besar. Tidak hanya di mata pengamat dan memeroleh nominasi di pelbagai Award, tapi juga menghasilkan US$ 340 juta di seluruh dunia. Tak aneh bila Paramount Pictures segera membuat sekuel ini. A Quiet Place Part II, diklasifikasikan oleh LSF untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Kisah mengerikan ini bermula saat pasangan Ed dan Lorraine mencoba menyelamatkan jiwa seorang anak lelaki dari gangguan Iblis, yang membawa mereka ke sesuatu yang belum pernah mereka lihat dan alami sebelumnya. Peristiwa itu merupakan salah satu kasus paling sensasional sepanjang penyelidikan mereka. Setelah menyelamatkan anak lelaki-laki, itu muncul pembunuhan sadis yang dilakukan Arne Johnson. Arne mengaku melakukan pembunuhan tanpa sadar karena saat itu ia tengah dirasuki Iblis. Ed dan Lorraine kemudian turun tangan untuk membuktikan apakah pengakuan Arne memang benar atau hanya bualan.  

Film ini diangkat berdasarkan kisah nyata di Amerika Serikat pada 1981, dan untuk pertama kalinya pembelaan dengan mendasarkan pembunuhan karena kerasukan Iblis diterima oleh pengadilan Connecticut. The Conjuring: The Devil Made Me Do It, atau disebut The Conjuring 3, ini merupakan sequel ketiga dari The Conjuring  yang rilis pada 2013 dan The Conjuring 2 (2016). Film yang rilisnya pada September 2020 ditunda karena Ciovid19, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 17 Tahun keatas.

Konsep cerita film ini tidak jauh berbeda dengan legenda aslinya. Konon, Kuyang adalah siluman berwujud kepala manusia dengan tubuh tanpa kulit dan anggota badannya terbang mencari darah bayi atau darah perempuan yang baru melahirkan. Makhluk ini dikenal masyarakat di Kalimantan, sebagai perempuan yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi.

Dikisahkan, dokter Adi dan istrinya Reni, sama sekali tidak memercayai mitos hantu Kuyang. Ketidakpercayaan pasangan itu terhadap Kuyang, membuat masyarakat sangat khawatir, terutama karena Reni tengah hamil tua. Sepanjang menantikan kelahiran anak pertama mereka, itulah terjadi serangkaian peristiwa tidak wajar. Aksi teror Kuyang semakin nekad dan tidak terelakkan. Film yang mulai diproduksi pada 10 Maret 2019, ini menyuguhkan beberapa ritual mistis dalam adegannya. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 Tahun ke atas.

Sekuel film The Purge yang kelima dan terakhir, ini mengajak penonton untuk merasakan gejolak andrenalin pada setiap adegannya. Pasangan Meksiko Adela (Ana de la Reguera) dan Juan (Tenoch Huerta), yang lolos dari kejaran kartel narkoba, akhirnya terdampar dan menetap di Texas. Juan bekerja sebagai buruh tani untuk keluarga kaya Tucker. Ketegangan terjadi saat kelompok pembunuh bertopeng melancarkan “Pembersihan Tahunan” (annual purge) di Texas terhadap para imigran,  termasuk pasangan Juan-Adela, sehingga mereka harus mencari perlindungan ke wilayah Meksiko.

The Forever Purge adalah film action horror, karya sutradara Everardo Gout berdasarkan skenario James DeMonaco. Menghadirkan ketegangan yang sangat mendebarkan, dengan pengambilan gambar epik, film ini mengandung banyak adegan kekerasan. Bijaklah dalam memilah dan memilih tontonan. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17+.

Escape Room: Tournament of Champions adalah sekuel dari Escape Room (2019), yang disutradarai Adam Robitel, dengan para pemain yang sama: Taylor Russell, Logan Miller, ditambah pemain baru Thomas Cocquerel, Holland Roden, Indya Moore, dan Carlito Olivero. Setelah berhasil keluar dari ruangan mematikan pada sekuel pertama, Zoey dan Ben berusaha menuntut keadilan bagi para pemain yang terbunuh. Mereka awalnya ingin membawa perusahaan pencipta game itu ke pengadilan, karena permainan itu sangat berbahaya bagi orang yang mengikutinya. Di perjalanan, mereka bertemu para peserta lain yang pernah memenangi permainan Escape Room sebelumnya. Akibatnya, mereka harus menghadapi permainan ruang yang jauh lebih berbahaya. Mereka harus bekerjasama agar bisa bertahan hidup.

Film ini merupakan permainan penuh teka-teki yang mengerikan, yang sebagian besar bisa merenggut nyawa. Jika selamat, mereka akan menderita trauma, namun bila gagal, nyawa para pemain akan lenyap begitu saja. Untuk sementara, film ini belum akan ditayangkan melalui jaringan informatika. Sutradara Adam Ribitel percaya bahwa ruang gelap di dalam bioskop akan lebih memungkinkan bagi penonton mengalami dań menikimati kengerian yang sejati. LSF mengklasifikasikan film horror petualangan ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas. Bijaklah dalam memilah dan memilih tontonan.

Film horor karya sutradara Kimo Stamboel  produksi MD Pictures, ini diadaptasi dari novel Meruntih Berang Ivanna Van Dijk karya Risa Saraswati. dan merupakan spin off dari film Danur 2: Maddah. Ambar (Caitlin Halderman)  dan keluarganya mendapatkan teror saat mereka merayakan lebaran di daerah Bandung. Ambar, perempuan muda  cantik yang memiliki keterbatasan penglihatan (low vision), itu ternyata mampu melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat orang lain.

Keluarga itu diteror sosok hantu bernama Ivanna (Elena Victoria Holovcsák), perempuan cantik asal Belanda yang berambut pirang. Hantu Ivanna sangat membenci orang-orang berparas Melayu, perempuan cantik, dan keluarga bahagia. Itu karena Ivanna merupakan korban ketidakadilan pada masa transisi antara kolonial Belanda dan Jepang. Kebaikan keluarga Ivanna terhadap masayarakat pribumi, pada masa itu justru dikhianati,hingga ia akhirnya tewas mengenaskan. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai usia.

Malignant, karya sutradara James Wan (The Conjuring), adalah film bergenre thriller, horor dan misteri. Pemeran utamanya, Annabelle Wallis, dikenal sebagai aktris dalam film Annabelle dan The Mummy (2017). Sementara pemeran utama prianya adalah George Young, aktor keturunan ayah China-Malaysia dan ibu Cyprus Yunani, yang semula berprofesi sebagai pengacara. Para pemain lainnya adalah Jake Abel (Supernatural), Maddie Hasson (Mr. Mercedes), veteran TV Michole Briana White, Jacqueline McKenzie (The 4400), dan Mckenna Grace.

Film ini menceritakan tentang Madison (Annabelle Wallis) yang memiliki “penglihatan” tentang suatu pembunuhan, yang kemudian terjadi dalam kehidupan nyata. Vision Madison tentang pembunuhan pada masa depan, itu ternyata ada keterkaitannya dengan masa lalu, dan teman fantasinya ketika ia masih kecil. Film dengan plot berliku ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilih dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia.

Film Onrust yang ber-genre horror ini diangkat dari novel Sarcophagus Onrust karya Astryd Diana Savitri, yang diterbitkan PN Balai Pustaka, Jakarta. Disutradarai Irham Acho dan dibintangi Aliff Ali dan Yoriko Angeline, film ini juga didukung Egi Fedly, Donny Damara, Dewi Rezer, Eryck Amaral, Cristina Danila, Mathias Muchus, dan Ray Sahetapy.

Bramanto (Aliff Ali) dan Susan (Yoriko Angeline), adalah mahasiswa arkeologi yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Bram meminta tolong Susan untuk meriset buku  milik kekasih Maria van de Velde, yang hilang secara misterius. Tak sengaja, Susan membaca mantra di dalam buku itu yang telah berhasil disusunnya. Mantra itu ternyata membangunkan roh-roh gelap penghuni Pulau Onrust. Maka horror, kekerasan, dan pembunuhan pun hadir di sepanjang film. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17+. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia.

The Medium mengisahkan tentang dukun bernama Nim (Sawanee Utoomma), di suatu desa terpencil di Thailand. Keluarga Nim diyakini dikuasai kekuatan supranatural secara turun temurun. Nim bersaudari dengan Noi (Sirani Yankittikan), yang punya anak gadis bernama Ming (Narilya Gulmongkolpech). Ming semula dianggap sebagai anak yang normal, hingga suatu saat ia mulai berperilaku aneh dan agresif. Sebagai dukun, Nim berusaha membantu menyembuhkan keponakannya tersebut. Diduga, Ming dirasuki kekuatan supranataural (Bayan) yang seharusnya diwarisi oleh ibunya, Noi, namun Noi menolak menjadi dukun, dan ia kemudian menganut agama Kristen.

Film dimulai dengan kedatangan tim pembuat dokumenter yang akan meliput kehidupan sehari-hari Nim sebagai dukun. Namun situasi berubah menjadi kengerian dan penonton mengikuti kisah film ini melalui point of view lensa kamera kru yang menjadi korban. The Medium dianugerahi Penghargaan Bucheon Choice Features 2021 sebagai Film Terbaik dalam Bucheon International Fantastic Film Festival, di Bucheon, Korea Selatan, dan meraih hadiah ₩20 juta. Film yang mengandung banyak adegan kekerasan dan kekejaman ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai usia.

Seorang bocah bernama Lucas Weaver (Jeremi T.Thomas) tampak aneh dan misterius. Ia biasa membawa bangkai binatang ke rumahnya. Keanehan tersebut diketahui guru sekolahnya, Julia Meadows (Keri Russell). Khawatir akan keadaan muridnya, Julia menceritakan kejanggalan itu kepada saudaranya, Paul (Jesse Plemons), yang menjadi sherif di wilayah itu. Ternyata, Lucas diam-diam memelihara makhluk supranatural di rumahnya.

Antlers adalah film genre horor supranatural karya sutradara Scott Cooper. Diadaptasi dari cerita pendek karya Antosca, The Quite Boy, film dengan nuansa pedesaan di Oregon, ini diproduksi oleh Guillermo del Toro. Del Toro adalah"Master" untuk film “horor-seni,” yang pernah meraih lima kali nominee dan memenangi dua Piala Oscar (film dan sutradara terbaik untuk The Shape of Water - 2018), serta tiga kali nominee Golden Globe dan memenangi satu sebagai Sutradara Terbaik untuk The Shape of Water). LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih film sesuai usia.