Pasangan yang sudah bercerai, David (George Clooney) dan Georgia (Julia Roberts), segera terbang ke Bali, begitu mereka mendengar anak perempuan mereka Lily (Kaitlyn Dever), akan menikah dengan penduduk asli Bali bernama Gede (Maxime Bouttier). David dan Georgia sepakat untuk membatalkan rencana pernikahan itu, agar Lily tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang mereka lakukan 25 tahun silam, yang berakhir dengan perceraian. “Empat hari lagi anak perempuan kita akan menikahi seorang lelaki yang baru dia kenal di Bali, ribuan kilometer jauhnya dari rumah kita," kata Georgia.

Meski diceritakan berlokasi di Bali, namun lokasi syuting Ticket to Paradise bukan di Bali, melainkan di Queensland, Australia pada akhir 2021. Sebab, saat itu Bali masih dinyatakan tertutup akibat Covid 19. Salah satu lokasi di film itu adalah Palm Bay Resort di Long Island, Kepulauan Whitsunday. Area pantai itu "disulap" sedemikian rupa menjadi mirip Bali. Film drama romantis ini sangat kental menampilkan kebudayaan Bali, mulai dari adat istiadat, pakaian, hingga dialog dalam bahasa Bali. Lembaga Sensor Film (LSF) mengklasifikasikan film ini untuk penonton usai 13 tahun lebih.

Film Pinky Promise karya sutradara Guntur Soeharjanto ini sarat akan pesan dan kepedulian terhadap sesama manusia. Kisah persahabatan dua perempuan berbeda latar belakang dan usia, dalam menghadapi masalah pribadi. Hidup Tika (Agni Pratistha) hancur ketika tunangannya membatalkan pernikahan. Hanya Anind (Ira Maya Sopha), tante Tika, yang bisa memaksanya keluar dari kesedihan. Anind bahkan berhasil menyuruh Tika untuk pindah ke rumahnya agar bisa move on.

Tika dan Anind kemudian bertemu orang-orang baru: Ken (Dhea Seto), penari dan juga blogger yang masih kuliah, dan Baby (Alexandra Gottardo), model majalah pria dewasa yang menjadi simpanan pria berkantong tebal. Mereka juga bertemu Farid dan Vina (Dhea Ananda), suami-istri yang harus menghadapi kesulitan ekonomi rumah tangga. Persahabatan pun terjalin. Namun usia dan latar belakang berbeda menimbulkan cara pandang yang berbeda pula. Termasuk dalam menghadapi penyakit kanker.

Ustadz Qodrat (Vino G. Bastian) yang ditinggal mati istrinya, kini kehilangan anak lelakinya Alif Al’Fatanah, karena ia gagal meruqyah anaknya. Ia pun mempertanyakan, mengapa Allah mengambil orang-orang yang dicintainya, padahal ia selalu menjalankan semua perintah-Nya. Qodrat dan warga Desa Kober pun mengalami pelbagai kejadian janggal, hingga Yasmin (Marsha Timothy) meminta bantuan Qodrat untuk meruqyah anak bungsunya, Alif Amri (Keanu Azka). Kesamaan nama anak Yasmin dengan almarhum anaknya, membuat Qodrat tak kuasa menolak permintaan itu. Iblis bernama As’Su-ala pun memanfaatkan keluarga Yasmin untuk meruntuhkan iman Qodrat. Ia harus memilih antara menuruti kemarahannya kepada kuasa Allah yang tidak berpihak kepadanya, atau menemukan keimanan untuk keselamatan keluarga Yasmin dan warga Desa Kober.

Pada 23 Agustus 2022, Rapi Films telah mengunggah Qodrat First Look berdurasi 25 detik di kanal Youtube Rapi Films. Lalu pada 5 September 2022, menyusul unggahan Qodrat - Official Teaser berdurasi + 1 menit. Film yang dirilis pada 27 Oktober 2022 ini merupakan debut film horor pasangan suami-istri Vino-Marsha. Lembaga Sensor Film (LSF) mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai usia.

Moza Aphrodite (Marshanda), penulis novel berbadan gemuk, selalu ceria dan percaya diri. Karena usianya hampir 30 tahun, Moza selalu dituntut untuk segera menikah oleh Ibu (Cut Mini). Pada suatu hari Moza bertemu Nares (Wafda Saifan Lubis), teman masa kecil yang paling dibencinya. Nares ingin meminta maaf sekaligus memperbaiki hubungannya dengan Moza. Pada saat bersamaan, Moza juga tengah menjalin kedekatan dengan sutradara terkenal bernama Dafi (Marthino Lio). Moza pun terjebak di antara dua cinta yang membingungkan: teman masa kecil atau pria yang baru dikenalnya?

Gendut? Siapa Takut! merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Alnira. Menurut produser Rajesh Kewalram Jagtiani, film ini mengangkat tema seputar body positivity yang telah dipersiapkan matang. Film ini juga menjadi ajang comeback bagi Marshanda yang sudah empat tahun tidak bermain film layar lebar. Produksi Spektrum Film yang tayang serentak pada 22 September 2022 ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Inspektur polisi Vikram (Saif Ali Khan) yang jujur, berusaha menangkap Vedha (Hrithik Roshan) salah seorang pemimpin gangster. Film diawali dengan penyergapan oleh Vikram bersama timnya di tempat persembunyian gangster. Vikram pun menembak Satak (Rohit Saraf), adik Vedha. Vedha tidak bisa menerima kejadian itu karena Satak adalah pemuda baik-baik dan tidak pernah terlibat kejahatan. Maka Vedha pun muncul untuk membalas dedam. Caranya? Ia menyerahkan diri dan menyewa pengacara terkenal yang tak lain adalah istri Vikram (Radhika Apte). Saat itulah Vedha menceritakan tiga kisah yang menuntun Vikram untuk menegakkan keadilan dan menghukum jajaran kepolisian yang korup.     

Film Vikram-Vedha adalah drama action yang pernah diproduksi (remake) pada 2017, dengan penulis dan sutradara yang sama, dan dibintangi aktor papan atas Bollywood. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih film sesuai klasifikasi usia.

Film berlatar tahun 1930an ini mengisahkan tentang tiga sahabat: dokter Burt Berendsen (Christian Bale), perawat Valerie Voze (Margot Robbie), dan pengacara Harold Woodsman (John David Washington). Mereka melakukan perjalanan ke sebuah kota dan terjerat dalam misteri. Mereka dituduh membunuh Senator Bill Meekins (Ed Begley Jr.) dan putrinya, Liz Meekins (Taylor Swift). Ketiga sekawan itu pun mencoba menyelesaikan kasus tersebut untuk membuktikan bahwa mereka tidak bersalah. Namun, kendati mereka menyangkal dan membuat pelbagai argumen, ternyata banyak bukti yang memberatkan.

Film ini cukup menarik perhatian. Selain bertabur bintang, Amsterdam disutradari pelanggan nominees Oscar: David O. Russel. Dalam empat tahun, sutradara yang dikenal temperamental ini dinominasikan sebagai sutradara terbaik untuk film The Fighter (2010), Silver Linings Playbook (2012), dan American Hustle (2013), serta memenangi BAFTA Awards untuk Best Adapted Screenplay untuk film Silver Linings Playbook (2012) dan Best Original Screenplay untuk film American Hustle (2013). LSF mengklasiifikasikan film noir ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Empat tahun setelah Laurie Strode (Jamie Lee Curtis) bertemu pembunuh bertopeng bernama Michael Myers (James Jade Courtney) dalam sekuel Halloween Kills (2021), Laurie tinggal bersama Allyson, cucunya, untuk menyelesaikan memoarnya. Suatu hari ada seorang bocah ditemukan tewas misterius. Dan, Corey Cunningham (Rohan Campbell) pemuda pengasuhnya, dituduh sebagai pembunuh. Kejadian itu memicu serangkaian kekerasan dan teror brutal yang memaksa Laurie untuk menghadapinya.

Halloween Ends adalah franchise Halloween ke-13 dan merupakan yang terakhir dari trilogi Halloween (2018) dan Halloween Kills (2021). Kisahnya sendiri mengikuti alur Halloween (1978) karya John Carpenter yang juga dibintangi Jamie Lee Curtis, James Jude Courtney, Andi Matichak, Will Patton, dan Kyle Richards, yang dalam trilogi ini memainkan kembali tokoh-tokoh yang mereka perani. LSF mengklasifikasikan film aksi  penuh kekerasan dan darah ini untuk penonton usia 21 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih film sesuai usia. Jangan bawa putra putri Anda yang di bawah umur.

Di tengah imannya yang goyah, ustadz muda yang mantan narapidana bernama Bahri (Ajil Ditto) berusaha mengubur masa lalunya dengan bekerja di kota. Suatu ketika, sahabat Bahri bernama Hasan (Alif Joerg), datang dari desa untuk meminta tolong kepadanya. Desa kelahiran mereka sedang mengalami gangguan gaib yang mengusik kedamaian. Warga yakin semua itu disebabkan oleh Ratna (Givina) teman lama Bahri dan Hasan. Ratna sakit keras namun tak kunjung menemui ajal, dan mengundang kemunculan suatu makhluk gaib yang meneror desa itu. Setiba di desa, bahaya yang harus dihadapi Bahri ternyata lebih besar dari dugaannya. Ia pun tidak punya pilihan selain meraih kembali hidayah dan memperteguh imannya.

Film horor ini cukup menarik karena melibatkan unsur religi di dalam dramanya. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Film 6/45 mengisahkan pertemuan lucu antara tentara Korea Selatan dan Korea Utara ketika angin menerbangkan selembar tiket lotere melewati garis demarkasi militer Korea Selatan dan masuk ke Korea Utara. Chun Woo (Go Kyung Pyo), seorang sersan yang bertugas di pos penjagaan garis depan Korea Selatan, menang lotere dengan hadiah pertama bernilai 5,7 miliar Won. Namun nahas, ternyata lotere miliknya itu diterbangkan angin melintasi perbatasan hingga ke Korea Utara. Ia pun mengerahkan segala cara untuk merebut kembali tiket lotere yang hendak ia gunakan untuk masadepannya.

Film yang dibintangi para pemain mumpuni dan laris manis, ini mampu menggambarkan ketegangan, kondisi, dan situasi politik antara kedua negara dengan balutan komedi yang menghibur. Lembaga Sensor Film mengklasifikasi film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Seorang mahasiswi bernama Dinda (Tatjana Saphira) menghadiri sebuah pesta bersama Kara (Stella Cornelia), sahabatnya. Namun, di tengah pesta itu Kara menghilang. Sejak itu, hal-hal aneh mulai terjadi. Sosok jahat berwujud perempuan bergaun merah mulai menghantui Dinda, dan semua yang menghadiri pesta malam itu.

Dinda tidak hanya berhadapan dengan hantu bergaun merah, tapi juga dengan orang yang ingin menyembunyikan fakta hilangnya sahabatnya. Namun, Dinda terus berupaya mengungkap rahasia dan misteri di balik semua kejadian itu. Film sempalan dari Sebelum Iblis Menjemput (2019), ini pertama kalinya menampilkan Refal Hady di film horor. LSF mengklasifikasikan film ini  untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Bhinn (Damara Finch) dan Eka (Hana Hanifah) adalah pasangan kekasih yang berbeda suku dan agama. Bhinn adalah pemuda Melayu sedangkan Eka gadis keturunan Tionghoa. Film ini meyampaikan pesan tentang budaya dan kerukunan umat beragama (toleransi), di tengah kemajemukan masyarakat di negeri Serumpun Sebalai, Bangka Belitung, yang selalu menjaga dan menghormati pluralisme.

Film yang menggambarkan kebhinekaan dan keindahan alam Bangka Belitung, ini diproduksi PT Galuh Prabu Sinema dan masyarakat pers dari Kantor Berita Online Bangka Belitung (KBO Babel), di bawah naungan Yayasan Media Bangka Belitung Bersatu (YMBBB). Film ini diangkat ke layar lebar atas keinginan masyarakat Bangka Belitung, setelah film pendek Bhinn & Eka ditayangkan di salah satu bioskop kota Pangkalpinang Bessinema. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Film drama romansa ini menceritakan tentang perjalanan seorang guru muda bernama Cakrawala (Agnes Putri) yang akan mengajar di daerah Jember. Guru dengan gaya mengajar konvensional, itu kemudian bertemu dengan seseorang pemuda (Rizky Ramadhan) lulusan S2. Akibat konflik antara keduanya akhirnya Cakrawala menemukan metode mengajar yang berbeda, hingga mereka saling jatuh cinta.

Film Teori Cakrawala digarap oleh Filosofi Dunia Khayalan, yang banyak menghasilkan karya-karya eksotis tentang keanekaragaman wilayah Indonesia. Antara lain film Suwong yang menampilkan kesenian tarian Jawa Jathilan, serta beberapa film dokumenter ihwal ragam budaya masyarakat Minang, Indramayu, dan Sumba. LSF mengklasifikasikan Teori Cakrawala untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Diangkat dari komik Marvel karya Stan Lee dan Jack Kirby, film superhero Black Panther : Wakanda Forever ini merupakan sekuel dari Black Panther (2018). Mengisahkan kehidupan di Wakanda setelah ditinggalkan Raja T’Challa alias Black Panther. Di tengah kesedihan itu negeri Wakanda diserang musuh. Ratu Ramonda (Angela Bassett), Shuri (Letitia Wright) dan Okoye (Danai Gurira) berjuang untuk melindungi negeri mereka dari campur tangan kekuatan dunia. Mereka harus melawan pasukan Raja Namor (Tenoch Huerta) dari bangsa Talokan, penguasa kerajaan laut yang biasa disebut Kukulkhan. Raja Namor mencoba menculik Shuri ketika berada di luar Wakanda. Apa yang direncanakan Raja Namor terhadap Shuri?

Film BPWF yang tayang di Indonesia pada 9 November 2022, dan berdurasi 2 jam 41 menit, ini adalah film Marvel kedua dengan durasi terlama, setelah Avengers Endgame. Proses pembuatan sekuel ini sendiri berubah setelah aktor Chadwick Boseman, pemeran Raja T’Challa alias Black Panther, meninggal dunia karena kanker usus. Alih-alih mengganti pemeran T’Challa, Marvel justru mengawali kisah film ini dengan suasana setelah kematian Raja T’Challa. Lembaga Sensor Film (LSF) mengklasifikasikan film ini untuk penonton Semua Umur (SU).

Remaja Sammy Fabelman (Gabriel LaBelle), bercita-cita menjadi pembuat film. Berlatar pasca Perang Dunia II, film ini menelusuri kehidupan masa kecil Sammy yang sangat mencintai film. Hingga remaja, Sammy selalu merekam banyak peristiwa di lingkungan terdekatnya, sehingga akhirnya ia menemukan rahasia keluarganya yang membantunya melihat kebenaran melalui kekuatan film.

Sebagian besar cerita film ini diangkat dari kisah hidup sutradara Steven Spielberg, sejak kanak-kanak hingga remaja, saat ia pertama kali menyutradarai film cerita. Dibuat sebagai tokoh fiksi bernama Sammy Fabelman, sejak kecil ia sudah membuat film laga dengan special effect ciptaannya sendiri. Dengan kamera 8 mm ia melakukan eksperimen film pendek dengan menabrakkan kereta api mainan, sebelum kemudian membuat film perang dengan kamera 16 mm. Semua itu dilakukan dengan dukungan penuh ayahnya, Burt Fabelman (Paul Danu), seorang ahli komputer, dań ibunya, Mitzi Schildkraut-Fabelman (Michelle Williams), seorag pianis, serta pamannya, Boris Schildkraut (Judd Hirsch). Sammy pun kemudian bertemu dengan sutradara senior Hollywood, yang mengajarinya tentang arti penting “angle” (sudut pandang) bagi seorang pembuat film atau sutradara.

Seorang arkeolog atheis, Dr. Aryan Kulshrestha (Akshay Kumar), ditugaskan untuk melakukan ekspedisi demi membuktikan mitologi tentang Ram Setu. Aryan menyakini bahwa jembatan Ram Setu yang konon dibuat Maha Dewa Ram untuk menjemput istrinya, Dewi Shinta, yang dibawa Rahwana, merupakan cerita fiksi yang menjadi mitos masyarakat Hindu. Toh, apa yang dilakukan Aryan itu ditentang oleh istrinya, Anjaneyan Pushpakumaran (Satya Dev).

Masyarakat pun meminta istri Aryan menjadi pengacara mereka untuk menggugat pemerintah. Aryan pun bersemangat untuk membuktikan bahwa jembatan Ram Setu hanya fenomena alam, yang memang harus terbentuk tanpa adanya kekuatan dewa.

Banyak teka-teki yang harus dipecahkan dan menghambat pembuktian tentang keberadaan Ram Setu, sebelum kekuatan jahat dunia akan menghancurkannya. Film yang merupakan hiduran segar dan sarat dengan pendidikan dan budaya Hindu, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia Semua Umur (SU).