Kartun animasi ini dibuat berlatarkan Tokyo, ketika berlangsung festival olahraga empat tahunan dan terbesar dunia: "WSG: World Sports Games.” Pada saat bersamaan sebuah kereta HyperLinear dengan kecepatan 1.000 km / jam, hari itu resmi membuka pelayanan khususnya. Film dibuka dengan insiden penculikan, dengan korban petinggi eksekutif perusahaan sponsor WSG. Conan menemukan hubungan yang mencurigakan antara kasus itu dengan kasus 15 tahun silam, terkait penculikan di Boston. Yang lebih mengejutkan lagi, kasus silam itu juga berada di bawah pengawasan FBI. Conan dan Shuichi Akai pun segera bergerak untuk memecahkan kasus ini. LSF memberikan klasifikasi untuk usia penonton 13 tahun ke atas.

Ditulis dan disutradarai Matthew Michael Carnahan, film Amerika ini diilhami artikel Luke Mogelson The Desperate Battle to Destroy ISIS (The New Yorker, 2017). Mosul berkisah tentang Tim SWAT Nineveh, Pasukan Khusus Kepolisian Irak, yang dianggap mampu melawan kelompok teroris ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) di kota Mosul, Irak. Film dibuka dengan Tim Nineveh menyelamatkan dua polisi di Mosul, yang diserbu ISIS. Komandan tim Nineveh, Major Jasem (Suhail Dabbach) kemudian menawarkan kepada salah seorang polisi yang selamat, Kawa (Adam Bessa), untuk menjadi anggota baru timnya. Misinya adalah melawan kelompok teroris dan berjuang membebaskan Irak dari ISIS. Film ini secara eksplisit ingin menjelaskan bagaimana teroris ISIS menduduki Mosul, ibukota Provinsi Niniveh, dan melakukan kekejaman pemerkosaan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap masyarakat kota Mosul.

Film yang pengambilan gambarnya dilakukan di Marrakesh, Maroko, dan berbahasa Irak, ini ditayangkan perdana di Festival Film Venesia 2019, dan dirilis melalui Netflix pada 26 November 2020. Film ini tak sekadar menampilkan adegan peperangan, tetapi juga menyampaikan pesan kemanusiaan. Sesuai konteksnya, film laga dan perang ini tentu menampilkan adegan tembak menembak, darah, dan perkelahian. Namun, karena masih cukup proporsional, maka LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton 13 tahun ke atas.

Film fiksi ilmiah ini mengisahkan tentang keberadaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di tengah kehidupan manusia. Kecerdasan buatan adalah simulasi dari kecerdasan manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir seperti halnya manusia, sesuai masukan data di dalamnya. Film dimulai saat sebuah perusahaan teknologi di Korea berhasil mengembangkan kloning manusia pertama di dunia. Seo Bok (Park Bo-Gum) pun lahir dari hasil persilangan antara sel-sel manusia dengan rekayasa genetika, sehingga ia menjadi makhluk hidup yang sangat istimewa.

Suatu hari, mantan agen intelijen Ki-Heon (Gong Yoo) ditugaskan mengawal pemindahan Seo Bok ke sebuah fasilitas. Seo Bok ternyata menyimpan sebuah rahasia yang membuat banyak pihak menginginkannya. Demi melindungi Seo Bok dari tangan-tangan jahat, Ki-Heon pun rela mempertaruhkan nyawanya. Film yang melibatkan dua bintang utama Korea Gong Yoo dan Park Bo Gum, ini dilengkapi efek khusus yang menunjukkan kemajuan teknologi Korea. Film big-budget ini untuk pertama kalinya dtayangkan serentak di bioskop dan jaringan informatika (OTT) Korea pada 15 April 2021. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas.

Cole (Keegan Allen), vlogger dengan belasan juta followers, sukses karena selalu mencoba tantangan baru di pelbagai penjuru dunia. Untuk merayakan sepuluh tahun aktivitasnya, jutaan followers-nya memilihkan Moscow, ibukota Russia, sebagai tempat yang harus ia datangi, bersama kekasihnya, Erin (Holland Roden), serta Thomas (Denzel Whitaker), Dash (George Janko), dan Sam (Siya).

Alexei (Ronen Rubinstein), seorang jutawan muda Moscow, mengakomodasi semua keperluan mereka, dan menyiapkan tantangan khusus untuk Cole dan teman-temannya. Mengetahui bahwa escape room di dalam penjara Bolshevik, itu hanya ada satu di dunia, Cole pun sangat bersemangat. Mereka akan menayangkan petualangan seru di tempat dulu para musuh negara Uni Soviet disiksa dan dibunuh dengan kejam. Film adventure, mystery dan horror yang juga diberi judul No Escape ini mengandung sejumlah adegan kekerasan. LSF mengklasifikasinya untuk penonton 17 tahun ke atas.

Gede Robi, seorang aktivis dan musisi dari grup Navicula, memandu Tiza Mafira dan Prigi Arisandi untuk menyoroti pencemaran sampah plastik di Bali. Luapan sampah plastik itu ternyata berakhir di tempat pembuangan sampah, di laut, dan akhirnya mencemari makanan yang  kita konsumsi. Mereka menolak untuk diam dan terus mengajak masyarakat untuk lebih menyadari bagaimana dampak penggunaan plastik bagi Kesehatan. Digambarkan pula peran pemerintah dalam menangani pengelolaan sampah di tanah air.

Disutradarai Dandhy Laksono, dan Rahung Nasution, dokumenter ini merupakan wahana edukasi untuk mencintai lingkungan dan meningkatkan kepedulian terhadap kelangsungan hidup tanpa sampah plastik. Pulau Plastik, yang merupakan dokumenter kerjasama Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, dan WatchdoC, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton Semua Umur.