Perkenalkan Mama Culla, Maskot Baru LSF
  • Berita
  • 11/12/2025
  • 231

Perkenalkan Mama Culla, Maskot Baru LSF

Jakarta -- MASIH menggunakan badak Jawa (rhinoceros sondaicus) sebagai maskot, hanya saja jika sebelumnya menggunakan karakter badak jantan, untuk maskot terbaru Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) menampilkan sosok badak betina.


Mengusung nama Mama Culla yang merupakan akronim dari MAsyarakat sensor MAndiri: Sadar dan Cerdas Untuk MemiLah-MemiLih Film sesuai Klasifikasi UsiA, karakter ini digambarkan sebagai sosok ibu milenial (gen Y) yang dekat dengan keseharian masyarakat, khususnya orangtua muda, untuk mengingatkan pentingnya memilih tontonan yang sesuai usia.


Terinspirasi dari filosofi induk badak Jawa dalam melindungi anaknya, maskot LSF baru ini merepresentasikan peran seorang ibu yang penuh kepedulian, protektif, dan bijak.


“Sekaligus sebagai maskot gerakan nasional budaya sensor mandiri, yang memiliki filosofi dan makna perlindungan untuk kelompok rentan, khususnya anak-anak dari tontonan yang bermuatan isu-isu sensitif,“ ungkap Ketua LSF RI Naswardi saat peluncuran maskot baru LSF di The Club Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (11/12/2025).


Selain itu, mulai 1 Januari 2026, penonton film bioskop di seluruh Indonesia akan menikmati  film dengan telop sebagai informasi klasifikasi usia yang baru untuk empat penggolongan usia penonton yang dikemas ulang.


Melibatkan empat intellectual property (IP) lokal yang sudah cukup dikenal masyarakat, yaitu karakter Funcican (untuk telop klasifikasi usia SU), karakter Si Nopal (untuk telop klasifikasi usia R13), karakter Emak-Emak Matic (untuk telop klasifikasi usia D17), dan karakter Si Juki (untuk telop klasifikasi usia D21).


Naswardi melanjutkan, pihaknya akan terus berkomitmen pada perbaikan indeks kualitas literasi tontonan dengan menghadirkan konten literasi tidak hanya di bioskop. “Tetapi juga di ruang publik, melalui penayangan iklan layanan masyarakat  pada fasilitas transportasi publik, seperti kereta api, platform media OTT (over-the-top), media sosial dan ruang publik lainnya,” jelasnya. (Nuz)