
Cara LSF Sikapi Konser Virtual Masuk Bioskop
Jakarta, 15 September 2025 – Semakin banyaknya tayangan kegiatan dan konser virtual yang kini ditayangkan di bioskop membuat Lembaga Sensor film Republik Indonesia (LSF RI) merasa perlu menggelar Rapat Koordinasi Panduan Film (PF) di Jakarta, Senin (15/9/2025).
Diikuti 33 orang tenaga sensor, kegiatan yang dipandu Wakil Ketua LSF Noorca M Massardi ini terfokus pada penyusunan dan standardisasi PF pada kedua tayangan tersebut. “Bagaimana panduan film bisa menjangkau tayangan konser virtual yang kini semakin sering menghiasi layar bioskop,” jelasnya.
Langkah ini muncul bukan tanpa alasan, mengingat dunia hiburan kian cepat bertransformasi. Konser musik yang dulu hanya bisa dinikmati di panggung nyata, kini hadir dalam format virtual reality (VR), menampilkan tokoh-tokoh berbasis akal imitasi (AI), bahkan tanpa format film konvensional.
Dalam praktiknya, perjalanan menuju PF untuk konser virtual ternyata tidak mudah. Milla Setiawati, salah satu tenaga sensor yang menjadi Koordinator Penyusunan Panduan Film mengungkapkan, kerap kali data penting seperti identitas film, credit title (judul akuan), hingga detail produksi tidak tersedia.
“Ada konser yang bahkan menampilkan tokoh berbasis AI, tanpa struktur film seperti biasa,” paparnya. Tantangan ini, lanjut Milla, membuat penyusunan panduan memerlukan inovasi baru.
Diskusi pun berlanjut ke soal teknis. Salah satunya adalah konsistensi penggunaan templat PF secara konsisten. “Kalau ada data yang belum lengkap, cukup isi dengan tanda setrip. Yang penting tetap rapi dan informatif,” ungkap Noorca.
Selain rencana memperkuat literasi media dengan sosialisasi panduan film ke sekolah, kampus, dan komunitas. Dengan harapan, generasi muda tidak hanya memahami klasifikasi film, tetapi juga menyadari pentingnya memilih tontonan dengan bijak di tengah derasnya arus konten digital, sehingga kesadaran sensor mandiri menjadi keterampilan penting. (Ndri/Nuz)