Setelah suskes dengan tur dunia pertamanya, Kang Daniel: First Parade World Tour, penyanyi solo asal Korea Selatan, dan mantan member Wanna One, itu memberikan kejutan dengan mempersembahkan film konser bertajuk Kang Daniel: My Parade. Film ini juga menampilkan kisah di balik layar seperti saat Kang Daniel latihan, wawancara mengenai dirinya dan sudut pandangnya sebagai idola, serta pelbagai momen spesial Kang Daniel bersama orang terdekatnya.

Selain penyanyi, Kang Daniel juga penulis lagu dan aktor. Debutnya pada 2022 di serial TV Rookie Cops yang tayang di Disney+ dan memenangkan Korea First Brand Award kategori Male Idol Actor. Kang Daniel juga memenangi Main Award-Bonsang untuk album Yellow (2022) dan The Story (2023). Melalui film konsernya, Kang Daniel: My Parade, ia berharap dapat lebih dekat kepada para penggemar setianya di seluruh dunia. (anq)

Ketika penyanyi Cissy Houston (Tamara Tunie) mengalami gangguan pita suara, ia meminta putrinya, Whitney Houston (Naomi Ackie) agar menyanyi menggantikan dirinya. Tanpa diduga, suara emas Whitney membuat produser rekaman Clive Davis (Stanley Tucci) terpesona. Clive pun mendekatinya dan menawarkan kontrak untuk label Arista Records.

Sejak itu Whitney pun menjadi sangat terkenal sebagai Diva penyanyi di Amerika. Whitney lalu menikah dengan Bobby Brown (Asthon Sanders), dań menjadikan teman dekatnya Robyn Crawford (Nafessa Williams), hanya sebagai asisten. Namun popularitas Houston kemudian merosot akibat kecanduan narkoba. Film Whitney Houston: I Wanna Dance with Somebody ini oleh Lembaga Sensor Film diklasifikasikan untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Dokumenter panjang ini mengangkat sejarah kelam bangsa Indonesia pasca meletusnya peristiwa politik pada 1965, yang dikenal sebagai “Gerakan 30 September.” Selain terjadi pembunuhan massal, dan penangkapan serta pemenjaraan terhadap para  anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia, di luar negeri juga penderitaan dialami para pelajar dań mahasiswa yang tengah belajar dan mendapat bea siswa ke luar negeri, dari Pemerintahan di bawah Presiden Soekarno.

Lebih dari 30 tahun para eksil itu terjebak di luar negeri dan tidak bisa pulang ke tanah air. Suatu pengalaman pahit yang berkepanjangan. Selain kehilangan status kewarganegaraan, kehilangan sanak keluarga dan kerabat di Indonesia, mereka juga harus bekerja serabutan bahkan di luar keahlian dan latar keilmuannya. Mereka berjuang untuk hidup dengan berpindah-pindah negara : China, Uni Soviet, Belanda, Cheko-Slovakia, Jerman, dan Swedia.

Selama pembuatan film yang dimulai sejak 2015, beberapa tokoh dalam dokumenter ini ada yang sudah meninggal atau sakit karena usia lanjut. Film dokumenter ini diperuntukkan bagi generasi muda Indonesia agar tidak kehilangan jejak sejarah bangsanya. Lembaga Sensor Film (LSF) mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Diangkat dari seri buku terlaris Bernard Waber, Lyle, Lyle, Crocodile merupakan film drama musikal yang memakai teknik CGI. Film komedi keluarga ini menceritakan tentang keluarga Mr. Primm (Scoot McNairy) yang baru pindah ke kota New York. Josh (Winslow Fegley), anak laki-laki mereka cukup kesulitan untuk beradaptasi di lingkungan barunya itu. Namun ketika ia menemukan Lyle, seekor buaya yang bisa menyanyi, milik Hector Valenti (Javier Bardem), hidupnya berubah menjadi lebih berwarna.

Meski sempat menolak, Mrs. Primm (Constance Wu) dan Mr. Primm ikut senang dengan kehadiran Lyle. Namun kebahagiaan berubah ketika tetangga mereka, Mr. Grumps (Brett Gelman) melaporkan keberadaan Lyle ke petugas keamanan. Lyle, Lyle, Crocodile menampilkan lagu-lagu asli yang dibawakan Shawn Mendes dan ditulis oleh tim dari film The Greatest Showman. Film yang menggembirakan ini oleh Lembaga Sensor Film (LSF) diklasifikasikan untuk penonton usia Semua Umur.

Pak Rodi (Aziz Gagap), sopir minibus penjemput anak-anak sekolah TK dan SD, biasa dipanggil Om Bebek, karena klakson mobilnya bersuara seperti bebek bila dibunyikan. Om Bebek dibantu  Om Gembul (Ricky Cuaca), kernet bus yang berbadan besar. Keceriaan anak-anak yang setiap sekolah diantarjemput Om Bebek, itu berubah menjadi kesedihan ketika Om Bebek harus  segera pensiun.

Film karya Aditya Gumay dan Ozan Ruz, ini sempat tertunda penayangannya selama dua tahun, karena pandemi Covid-19. Film ini merupakan debut penyutradaraan bagi Ozan Ruz. Sedang Aditya Gumay sudah menyutradarai beberapa film, antara lain, Emak Ingin Naik Haji (2009), Rumah Tanpa Jendela (2011), dan Sayap Kecil Garuda (2013). Gumay pernah memenangi penghargaan pada Festival Film Bandung sebagai Sutradara Terpuji untuk Emak Ingin Naik Haji. Sementara untuk Bus Om Bebek yang menghibur dan edukatif ini, LSF mengklasifikasikannya untuk penggolongan usia Semua Umur (SU). Ayo ke bioskop! Jaga protokol kesehatan!