Bisikan Arwah Mantan adalah debut Vicky Prasetyo dan Angel Lelga dalam film horor dengan unsur komedi. Sutradara Hanny Mustofa dikenal lewat film horor Kutukan Arwah Santet (2012) dan Tumbal 97 (2012). Film yang mengambil setting di Kota Tua, Semarang, ini mengisahkan pasangan suami istri Vicky dan Angel yang merilis usaha rumah produksi, Kudeta Production. Mereka didesak oleh investor untuk membuat film baru. Vicky kemudian membuka casting mencari pemeran perempuan untuk film barunya itu.

Siska, salah seorang talent dengan pesona dan kecantikannya, turut mengikuti casting tersebut. Namun, Siska memiliki motif tersembunyi untuk Vicky. Ia merencanakan balas dendam atas kematian kakaknya, yang meninggal akibat depresi ditinggal Vicky pada masa lalu. Horor dengan atmosfer gelap dan munculnya hantu-hantu, bermula saat Vicky bekerja di kantor pada malam hari mengejar deadline. Ia diteror hantu-hantu misterius yang berusaha mencelakainya. Berhasil bertahan dari serangan para hantu hingga pagi hari, ia menyadari, semua kengerian yang dialaminya itu adalah ‘balasan’ dari perilaku playboy-nya selama ini.

Film karya Tom McGrath ini bercerita tentang Templeton bersaudara (Tim dan Ted) yang telah dewasa dan memiliki jalan hidup masing-masing. Tim sudah menikah dan beranak dua (Tabitha dan Tina). Tabitha yang cerdas di sekolah elite Acorn Center for Advanced Childhood, sangat mengagumi dan bercita-cita ingin mengikuti jejak pamannya, Ted, CEO perusahaan yang sukses. Tetapi,  Tim, ayahnya, menginginkan Tabitha agar menikmati dulu masa remajanya dan jangan terlalu serius belajar. Pada saat yang sama, perusahaan BabyCorp, menugaskan si kecil Tina, untuk mengungkap rahasia di balik keberadaan sekolah Tabitha, yang dipimpin Kepala Sekolah Dr. Erwin Armstrong yang misterius.

Setelah sukses dengan film The Boss Baby, sekuel The Boss Baby : Family Business, ini menghadirkan drama berbalut komedi yang menghibur. Terutama ketika adik-kakak yang berbeda nasib dan karakter itu, Tim dan Ted,  hendak dipersatukan kembali demi keutuhan Keluarga Templeton. LSF mengklasifikasikan film animasi drama komedi ini untuk penonton semua umur (SU).

Film dibuka dengan konser musik maestro campursari, mendiang Didi Kempot. Film yang merupakan persembahan terakhir Didi Kempot sebelum meninggal, ini mengambil kisah dari sudut pandang fans Didi Kempot yang disebut “Sobat Ambyar.” Adalah Jatmiko (Bhisma Mulia), pemilik usaha cafe yang baru bangkrut dan harus menutup warungnya. Tetapi pada hari terakhir, datanglah Saras (Denira Wiraguna) memesan kopi, yang membuat hati Jatmiko bergetar. Namun, Jatmiko tak berani berkenalan. Untunglah, Anjani (Sisca JKT48), adiknya dan Kopet (Erick Estrada), sahabatnya, dengan sigap ikut membantu. Jatmiko dan Saras pun makin dekat. Cafenya juga kembali ramai. Namun, Saras mengkhianati cinta Jatmiko dan memilih pacaran dengan Abdul (Rezca Syam)

Film garapan sutradara Charles Gozali dan  Bagus Bramanti, ini sudah rilis di  Netflix pada 14 Januari 2021. Film tentang percintaan dan kehidupan remaja yang harus bangkit dari patah hati, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 13 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai usia.

Merupakan sekuel dari Yowis Ben (2018) dan Yowis Ben-2 (2019), drama komedi ini bercerita tentang perjalanan empat pemuda asal Malang, Jawa Timur, yang bermimpi menjadi pemain band terkenal. Berawal dari sebuah band sekolah beranggotakan Bayu, Nando, Yayan dan Doni, mereka kemudian terkenal melalui pelbagai acara dan jejaring sosial media.

Namun, setelah Yowis Ben sukses, mereka harus menghadapi pelbagai persoalan. Bayu bermasalah ketika bertemu kekasih lamanya, Doni menghadapi masalah  dalam keluarganya, bahkan Cak Jon, sang manajer band, kehilangan fokusnya ketika bertemu dengan Rini, gadis dambaan hatinya yang telah menjadi kekasih orang lain. Film ini mengajarkan bahwa kegigihan akan mengalahkan segala kesulitan. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Seorang pemuda bernama Zul (Atta Halilintar), sejak kecil terobsesi untuk menjadi pahlawan (super-hero). Ayahnya Zul (Arswendi Nasution), selalu menyemangati Zul. Waktu Zul berulang tahun, Ayah dan Ibunya (Elma Theana) memberinya potongan kain untuk dipakai sebagai jubah di belakang punggungnya. Karena selalu siap ketika ada suatu masalah, Zul pun dijuluki “Ashiap Man” oleh warga kampungnya. Zul kemudian terlibat cinta segitiga antara Aisyah (Aurel Hermansyah) dan Kiara (Nasya Marcella). Suatu malam, pasar tempat ayahnya berjualan nasi padang, terbakar. Ayah dan anak itu turut membantu para korban kebakaran. Kegiatan ekonomi warga kampung yang memburuk akibat kebakaran itu, dimanfaatkan para preman sewaan untuk menguasai tanah perkampungan. Bos mereka akan menjadikan lahan itu sebagai kawasan apartemen. Zul dan warga kampung pun melakukan perlawanan.

Film pertama karya sutradara Atta Halilintar, ini sudah dipromosikan sejak 2021. Namun, akibat pandemi Covid19, baru akan tayang di bioskop pada 10 Februari 2022. Film drama, komedi dan fantasi, ini mengandung sejumlah adegan menghibur, dan mendidik. LSF mengklasifikasikannya untuk penonton usia Semua Umur (SU). Ayo ke bioskop! Jaga protokol kesehatan!

Lorreta Sage (Sandra Bullock) adalah penulis novel roman-petualangan yang laris, dengan tokoh cerita utama bernama Dash. Untuk kepentingan pemasaran buku itu, penerbit Beth (Da'Vine Joy Randolph), selalu memasang foto model Alan Caprison (Channing Tatum) sebagai tokoh Dash, dalam setiap cover bukunya. Dalam promo-tour buku barunya, The Lost City of D. yang mengisahkan kota kuno yang telah hilang dari peradaban, Loretta diculik oleh jutawan eksentrik Abigail Fairfax (Daniel Radcliffe). Abigail sangat berambisi untuk menemukan harta karun di kota yang hilang tersebut, dan menculik Loretta karena ia yakin novelis perempuan setengah baya itu mampu mengungkapkan letak harta karun “Mahkota Api” tersebut. Akibat penculikan itu, Alan berusaha menolong Loretta. Ia pun dibantu oleh tokoh misterius bernama Jack Trainer (Brad Pitt).

Film yang sarat adegan laga komedi, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 13 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia. Dan, jaga prokes selama menonton di dalam gedung bioskop.

Dahlan (Yayu Unru) pemilik sebuah guest house, memiliki tiga anak yang tidak pernah akur. Adam (Oka Antara), anak pertama, kerap menyalahkan Ayahnya atas kegagalannya. Laras (Indah Permatasari), anak kedua, sangat mandiri dan idealis. Sementara Dicky (Ge Pamungkas), anak bungsu kesayangan Dahlan, sejak kecil hidup dimanja dan tumbuh menjadi pemuda yang susah diatur. Dahlan yang semakin berumur dan sakit-sakitan, mulai berpikir untuk mewariskan guest house kepada anak-anaknya. Untuk itu, anak-anaknya harus bersaing dalam memajukan guest house tersebut. Usaha mereka tidak berjalan mulus, banyak rintangan dan kendala, karena mereka belum berpengalaman di bidang itu.

Ernest Prakasa yang memiliki ide cerita film ini, semula ingin menyutradarainya sendiri pada 2020. Namun, akibat pandemi Covid19, akhirnya penyutradaraan diserahkan kepada Muhadkly Acho (Ghost Writer-2). Film komedi keluarga dengan nilai-nilai positif, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk usia penonton 13 tahun ke atas. Ayo ke bioskop!

Nicolas Cage berperan sebagai dirinya sendiri, Nick Cage, aktor tua yang berjuang untuk mendapatkan peran baru. Bukan saja terlilit hutang karena gaya hidupnya, versi fiktif Cage ini juga kehilangan peran dalam film yang ia incar, dan hubungan dengan putrinya, Addy (Lily Sheen), juga tidak baik. Karena putus asa, Cage menerima tawaran untuk tampil di pesta ulang tahun seorang miliarder di Eropa Javi Gutierrez (Pedro Pascal), salah seorang penggemarnya yang juga penulis naskah amatir. Untuk itu, ia dibayar US$ 1 juta. Namun, suatu hari, seorang agen CIA memberi tahu Cage bahwa miliarder tersebut adalah gembong narkoba dan pedagang senjata gelap, yang telah menculik putri Presiden Meksiko.

Film yang mendapatkan review positif dari Rotten Tomatoes, ini merupakan penghormatan terhadap empat dekade karir Cage di industri film, dan diilhami oleh sisi jenaka Cage saat berada di luar layar. LSF mengklasifikasikan film “komedi hitam” (black comedy) ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih film sesuai klasifikasi usia.

Film yang ditulis dan disutradarai Fajar Nugros ini merupakan biopik pertama grup lawak legendaris Srimulat. Grup yang didirikan Teguh Slamet Rahardjo tersebut tengah mempersiapkan pertunjukan perdana mereka di TVRI Nasional di Jakarta, yang juga akan ditonton oleh Presiden RI saat itu. Di tengah persiapan itulah ditampilkan perjalanan panjang dan kisah latar belakang para pelawak legendaris Srimulat seperti Tarzan, Gepeng, Tessy, Basuki, Timbul, dan Djudjuk. Biopik ini juga dibumbui kisah cinta Gepeng dan Royani yang bertemu di Jakarta, dan tinggal di rumah kontrakan grup Srimulat, yang menjadi konflik tersendiri.

Film kerjasama IDN Pictures dengan MNC Pictures ini diproduksi pada  Desember 2021 sampai dengan Januari 2022. Film yang melibatkan beberapa anggota Srimulat asli sebagai kameo, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Karya perdana rumah produksi Imajinari yang bekerja sama dengan Kathanika Studio, ini menceritakan tentang hubungan sebuah keluarga dengan empat orang anak. Setiap anak memiliki masalah dan kehidupan sendiri yang dekat dengan keseharian kita. Adalah pasangan Marlina (Tika Panggabean) dan Pak Domu (Arswendy Beningswara), yang merasa gelisah karena keempat anak mereka, Domu (Boris Bokir), Gabe (Lolox), Sahat (Indra Jegel), dan Sarma (Gita Bhebhita), semakin jarang pulang menengok mereka di kampung halaman. Padahal, mereka akan mengadakan pesta adat yang mengharuskan semua keluarga berkumpul.

Untuk mendesak anak-anaknya pulang, Marlina dan Pak Domu, kemudian  dibantu anak perempuannya, Sarma, menyusun rencana drama perceraian. Untuk drama komedi keluarga ini, LSF memberikan klasifikasi untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Glenn (Reza Rahardian), mahasiswa baru ITB, diospek antara lain oleh mahasiswi seniornya, Maya (Marissa Anita). Usai ospek, hubungan Glenn dan Maya semakin dekat, dan akhirnya mereka menikah. Beberapa tahun kemudian, hubungan mereka mulai terasa hambar. Sementara di kantor Glenn, ada sejawatnya bernama Kania (Luna Maya), yang cantik tapi judes. Suatu hari, Glenn mendapatkan izin untuk berdinas ke luar kota menggunakan pesawat terbang. Tetapi bukannya pergi, ia malah check-in di kamar hotel dengan Kania. Ternyata, pesawat yang seharusnya ia tumpangi hari itu mengalami kecelakaan. Seluruh penumpangnya tewas. Mendengar berita tersebut, Glenn sangat terkejut. Ia pun harus memilih: terus berbohong dan menghilang sebagai korban tewas atau berterus terang ihwal keberadaannya. Sebelum mengambil keputusan, Glenn dan Kania diam-diam segera ménemui sahabatnya, Yahya (Pandji Pragiwaksono).

Film Mendarat Darurat yang disutradarai komika Pandji Pragiwaksono, ini menampilkan acting Reza Rahadian yang berbeda dari biasanya. Film kedua garapan Pandji Pragiwaksono setelah Partikelir (2018) ini naskahnya mulai ditulis Pandji sejak 2018, dibantu Shani Budi Pandita dan Gamila Arief.  LSF mengklasifikasikan film Mendarat Darurat ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Bayu Eko Moektito alias Bayu Skak adalah sutradara, penulis skenario dan salah satu pemeran dalam drama komedi Lara Ati.  Berkisah tentang dua sahabat yakni, Joko (Bayu Skak)  dan Ayu (Tatjana Saphira), keduanya sama-sama tengah mengalami sakit hati. Joko ditinggal kekasihnya dan Ayu tak dipedulikan oleh pacarnya karena pindah ke Surabaya. Joko dan Ayu pun kemudian bekerja sama untuk bisa mendapatkan kembali cinta dan perhatian dari kekasih masing-masing. Joko sendiri adalah akuntan di sebuah bank yang punya hobby mendesain. Sementara Ayu di Surabaya harus meneruskan usaha orang tuanya dalam berbisnis cokelat.

Seperti beberapa film karya Bayu Skak sebelumnya, yakni empat sekuel Yowis Ben (2018, 2019, 2021), film ini juga sebagian besar dialognya menggunakan Bahasa Jawa. Selain untuk layar lebar, Lara Ati juga diproduksi sebagai sinetron serial di SCTV dan tayang sejak 15 Agustus 2022. Lembaga Sensor Film mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Pasangan yang sudah bercerai, David (George Clooney) dan Georgia (Julia Roberts), segera terbang ke Bali, begitu mereka mendengar anak perempuan mereka Lily (Kaitlyn Dever), akan menikah dengan penduduk asli Bali bernama Gede (Maxime Bouttier). David dan Georgia sepakat untuk membatalkan rencana pernikahan itu, agar Lily tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang mereka lakukan 25 tahun silam, yang berakhir dengan perceraian. “Empat hari lagi anak perempuan kita akan menikahi seorang lelaki yang baru dia kenal di Bali, ribuan kilometer jauhnya dari rumah kita," kata Georgia.

Meski diceritakan berlokasi di Bali, namun lokasi syuting Ticket to Paradise bukan di Bali, melainkan di Queensland, Australia pada akhir 2021. Sebab, saat itu Bali masih dinyatakan tertutup akibat Covid 19. Salah satu lokasi di film itu adalah Palm Bay Resort di Long Island, Kepulauan Whitsunday. Area pantai itu "disulap" sedemikian rupa menjadi mirip Bali. Film drama romantis ini sangat kental menampilkan kebudayaan Bali, mulai dari adat istiadat, pakaian, hingga dialog dalam bahasa Bali. Lembaga Sensor Film (LSF) mengklasifikasikan film ini untuk penonton usai 13 tahun lebih.

Film Pinky Promise karya sutradara Guntur Soeharjanto ini sarat akan pesan dan kepedulian terhadap sesama manusia. Kisah persahabatan dua perempuan berbeda latar belakang dan usia, dalam menghadapi masalah pribadi. Hidup Tika (Agni Pratistha) hancur ketika tunangannya membatalkan pernikahan. Hanya Anind (Ira Maya Sopha), tante Tika, yang bisa memaksanya keluar dari kesedihan. Anind bahkan berhasil menyuruh Tika untuk pindah ke rumahnya agar bisa move on.

Tika dan Anind kemudian bertemu orang-orang baru: Ken (Dhea Seto), penari dan juga blogger yang masih kuliah, dan Baby (Alexandra Gottardo), model majalah pria dewasa yang menjadi simpanan pria berkantong tebal. Mereka juga bertemu Farid dan Vina (Dhea Ananda), suami-istri yang harus menghadapi kesulitan ekonomi rumah tangga. Persahabatan pun terjalin. Namun usia dan latar belakang berbeda menimbulkan cara pandang yang berbeda pula. Termasuk dalam menghadapi penyakit kanker.