Bisikan Arwah Mantan adalah debut Vicky Prasetyo dan Angel Lelga dalam film horor dengan unsur komedi. Sutradara Hanny Mustofa dikenal lewat film horor Kutukan Arwah Santet (2012) dan Tumbal 97 (2012). Film yang mengambil setting di Kota Tua, Semarang, ini mengisahkan pasangan suami istri Vicky dan Angel yang merilis usaha rumah produksi, Kudeta Production. Mereka didesak oleh investor untuk membuat film baru. Vicky kemudian membuka casting mencari pemeran perempuan untuk film barunya itu.

Siska, salah seorang talent dengan pesona dan kecantikannya, turut mengikuti casting tersebut. Namun, Siska memiliki motif tersembunyi untuk Vicky. Ia merencanakan balas dendam atas kematian kakaknya, yang meninggal akibat depresi ditinggal Vicky pada masa lalu. Horor dengan atmosfer gelap dan munculnya hantu-hantu, bermula saat Vicky bekerja di kantor pada malam hari mengejar deadline. Ia diteror hantu-hantu misterius yang berusaha mencelakainya. Berhasil bertahan dari serangan para hantu hingga pagi hari, ia menyadari, semua kengerian yang dialaminya itu adalah ‘balasan’ dari perilaku playboy-nya selama ini.

Tiga mahasiswa bernama Talya (Annette Edoarda), Erlan (Jeffry Reksa), dan Ahmad (Fajar Kurniawan), berniat membuat tugas film dokumenter tentang pemasungan. Objek penelitian mereka adalah Nina (Novia Bachmid), yang selalu masuk ke rumah pasung setiap menjelang magrib. Proses penelitian mereka ternyata dipenuhi momen-momen mistis seiring dengan tindakan-tindakan aneh Nina.

Film Menjelang Magrib ini terinspirasi true story kasus pemasungan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Film ini disutradarai Helfi Kardit yang sebelumnya dikenal sebagai pembuat film Bangku Kosong (2006) dan Lantai 13 (2007). LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Dinda (Nicole Rossi) tidak dapat mengendalikan kekuatannya yang, tanpa sengaja telah menyakiti teman-temannya. Merasa dikucilkan, Dinda pun mencari cara untuk mengendalikan kekuatannya. Ia menemukan Sekolah Mata Hati, tempat anak-anak yang memiliki kekuatan, mempelajari cara untuk menggunakannya dengan baik. Ditemani ibunya, Dinda menemui para guru di situ. Miss Adella (Nafa Urbach) dan Mister Bejo (Aming), menganggap Dinda memiliki kekuatan istimewa. Sementara, Kresna (Adryan Bima) dan Miko (Ali Fikry), teman-teman Dinda, mencari tahu tentang sekolah itu. Ternyata ada beberapa anak yang hilang di Sekolah Mata Hati yang menyimpan banyak misteri menakutkan itu.

Setelah sukses dengan Kuntilanak yang meraih penghargaan MTV Indonesia Movie Awards  untuk Best Scary Scene (2007), dan Kuntilanak-2 yang meraih 1,7 juta penonton, Rizal Mantovani dan MVP Pictures kini membuat Kuntilanak-3 dengan sentuhan berbeda. Baik dari segi cerita, tokoh, maupun efek visual. Rizal memang sudah melahirkan banyak film horor legendaris (Jelangkung, Asih 2, Air Terjun Pengantin, Rasuk-2). Ia juga pernah memenangi Piala Citra Special Award di Festival Film Indonesia (2011), dan nominee Maya Awards (2014). Lembaga Sensor Film (LSF) mengklasifikasikan film Kuntilanak-3 ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan. Ayo ke bioskop!

Ruhan (Kartik Aaryan) dan Reet Thakur (Kiara Advani) tidak saling mengenal. Mereka menjadi akrab karena situasi dan kondisi dalam sebuah perjalanan. Di tengah perjalanan, itu mereka memutuskan untuk menghadiri sebuah festival musik, sehingga mereka terhindar dari kecelakaan. Karena informasi kecelakaan itu sudah pasti diketahui keluarga, maka Reet bersembunyi di kastil keluarganya, sampai pernikahan adiknya berjalan mulus. Ruhan pun ikut serta. Kastil itu dikenal sebagai tempat terkurungnya roh Manjulika selama 18 tahun. Perjalanan cerita Ruhan dan Reet di kastil itulah yang kemudian membuka tabir dan cerita sesungguhnya tentang Manjulika.

Bhool Bhulaiyaa 2 adalah sekuel terpisah dari film pertamanya yang dibintangi Akshay Kumar dan Vidya Balan, yang sukses di box office (2007). Walau berjarak 15 tahun sejak film pertamanya, film ini membuat penonton tergila-gila dengan tindakan ghostbuster Kartik Aaryan. LSF mengklasifikasikan film drama horor komedi ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Film thriller/horror garapan James Nunn, yang dibuat di Republik Dominika, ini bercerita tentang sekelompok anak muda, yang tengah berpesta di tepi pantai. Tak hanya mabuk, Tom (Jack Trueman), Greg (Thomas Flynn), Tyler (MalachiPullar-Latchman), Catherine Hannay (Milly), dan Nat (Holly Earl), juga mencuri dua buah jetski dan bertualang ke tengah laut.

Namun, dalam aksi tantangan antar mereka, kedua jetski itu bertabrakan. Satu jetski rusak. Dan salah seorang dari mereka terluka parah. Meeker pun terjebak di tengah lautan. Tanpa disadari, luka darah itu mengundang kedatangan seekor hiu buas yang kelaparan dan haus darah. Kelima anak muda itu pun harus berjuang mati–matian untuk dapat bertahan hidup. LSF mengklasifikasikan Shark Bait yang cukup mencekam, ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Rini (Tara Basro), adiknya Toni (Endy Arfian), dan Bondi (Nasar Anuz), serta sang ayah Bahri (Bront Palarae), tinggal di sebuah rumah susun. Mereka telah berhasil menyelamatkan diri dari peristiwa yang membuat mereka kehilangan sang ibu, Mawarni (Ayu Laksmi) dan si bungsu Ian (Muhammad Adhiyat).. Tinggal di rumah susun yang dihuni banyak orang, ternyata tidak menjanjikan rasa aman. Apalagi mereka tidak mengenal siapa saja tetangga mereka.

Latar waktu itu tahun 1984. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengumumkan akan ada badai hebat. Namun keluarga Rini memutuskan untuk tetap tinggal di lantai atas rusun itu. Ternyata, bukan badai yang mereka takutkan, melainkan orang yang ingin mengambil keuntungan atas mereka. Teror demi teror yang mengancam mereka alami. Termasuk dari pengganggu yang bukan manusia.

Tumbal Hitam: Darah Anak Melik menceritakan pasangan suami istri yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ketika sang istri hamil tua dan banyak kebutuhan, mereka ingin cepat kaya melalui jalan pintas. Mereka mendatangi seorang dukun yang menjanjikan kekayaan dengan syarat menumbalkan anak melik setiap sepuluh tahun. Tumbal pertama yang mereka persembahkan adalah keponakan mereka yang melik. Dalam tradisi Bali, anak melik adalah anak langka yang memiliki kemampuan khusus seperti anak indigo: bisa berkomunikasi dengan roh halus atau mimpi bertemu barong dan rangda, dan berumur pendek.

Setelah kaya dan bahagia, putra kandung pasangan itu juga ternyata anak melik. Mereka tentu tidak rela menumbalkan putra kesayangannya. Akhirnya mereka mengajak anak-anak jalanan ke villa mereka, berharap di antara mereka ada yang melik untuk dijadikan tumbal pesugihan. Diangkat dari kisah legenda lokal Bali, film yang skenarionya ditulis dan disutradarai Mimi Jegon ini diperankan oleh para pemain asal Bali, antara lain, Astrid Ular, Dodok Tatik, Abee Bharata, Galuh Bilen, dan Rino Mangunsaputro. Lembaga Sensor Film (LSF) mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas.

Seorang psikiater bernama Rose (Sosie Bacon), selalu diganggu oleh sesuatu yang ia yakini sebagai aura supranatural. Ia sempat mengalami insiden aneh dengan seorang pasien. Sejak saat itu, Rose terus mengalami fenomena menakutkan yang tidak dapat ia jelaskan.

Smile adalah film thriller yang disutradarai dan ditulis oleh Parker Finn. Diangkat dari film pendek karya Parker Finn sendiri berjudul Laura Hasn't Slept (2020), film ini juga menyajikan aspek psikologis yang menyeramkan. Lembaga Sensor Film mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas.

Setelah kematian Sukmo (Kiki Narendra) sang ayah, Raga (Ari Irham) sang anak, mencoba menelusuri kehidupannya yang penuh mistis. Raga ternyata keturunan penyeimbang Jagat Arwah sekaligus Jagat Manusia yang bergelar Aditya ke-7. Mimpi Raga menjadi musisi terkenal pun dipertaruhkan demi meneruskan tradisi keluarganya. Dibantu oleh Paklik Jaya (Oka Antara), Raga pun berlatih dan berusaha mengendalikan kekuatan di dalam dirinya.

Jagat Arwah merupakan film horor-fantasi pertama produksi Visinema Pictures. Dibintangi aktor muda Ari Irham yang juga bermain dalam film Mencuri Raden Saleh membuat teaser Jagat Arwah berhasil ditonton 1 juta views dalam tempo kurang dari 24 jam sejak rilis. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Karya sutradara Adi Garin ini bercerita tentang seorang ayah bernama Amrullah  yang memiliki tiga orang anak, dan salah satunya adalah anak tiri bernama Nata (Julian Kunto). Amrullah bermaksud mewakafkan sebidang tanah, yang di atasnya ada sebuah musala, untuk kepentingan masyarakat. Namun, Nata diprovokasi oleh istrinya yang berusaha merebut tanah tersebut untuk kepentingan sendiri. Nata pun lalu menemui seorang dukun untuk menghabisi satu per satu keluarga Amrullah agar dapat menguasai harta seutuhnya.   

Film horor yang mengandung pesan religi ini merupakan debut bagi Putri Delina, putri dari komedian Sule, dalam perfilman. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas.

Kalian Pantas Mati karya Ginanti Rona ini diadaptasi dari film Korea Selatan Mourning Grave (2014) karya Oh In-chul. Film dengan latar cerita di wilayah Bogor ini menyuguhkan keindahan alam yang agak mistis. Berkisah tentang Rakka (Emir Mahira) yang terlahir indigo, dan dapat berkomunikasi dengan arwah. Kemampuan itu membuat Rakka merasa terbebani dan karena itu pula ia kerap di-bully di sekolah. Suatu hari, Rakka memutuskan pindah dari Jakarta ke Bogor, kampung halaman keluarganya, untuk hidup dengan sang paman, Ajat (Randika Djamil). Ajat sendiri memiliki kemampuan yang sama dengan Rakka.

Di Bogor, Rakka harus berhadapan dengan sosok arwah jahat. Arwah itu jugalah ternyata yang mendatangi beberapa beberapa teman sekolah Rakka. Di sisi lain, arwah jahat itu juga memiliki kepribadian ganda. Ia dapat berubah menjadi arwah baik dan cantik bernama Dini (Zee JKT 48), yang membuat Rakka jatuh hati. Beberapa adegan kekerasan dalam film ini cukup moderat. Lembaga Sensor Film (LSF) mengklasifikasikan film ini untuk penonton usai 13 tahun ke atas.

Setelah 20 tahun meninggalkan kampung halaman, Jaka Sunarya (Marthino Lio) terpaksa mudik untuk menjual rumah warisan orangtuanya. Pulang ke sebuah desa di Jawa Barat, Jaka ditemani istrinya Rika (Putri Ayudya), yang sedang hamil. Perjalanan itu dilakukan karena Cecep (Fajar Nugraha) temannya di kampung, mengabarkan ada calon pembeli yang akan melihat rumah Jaka. Tidak banyak memori yang tersisa tentang rumah itu. Karena sejak usia enam tahun Jaka tinggal di Jakarta bersama neneknya.

Malam pertama di rumah, Jaka dan Rika harus beristirahat tanpa listrik, karena aliran di rumah itu mati. Rika yang besar di kota, mulai melakukan hal-hal yang dianggap tabu atau pamali di desa itu, yang diyakini bisa menjadi tulah. Akibatya, hal-hal aneh mulai terjadi malam itu. Rika mendengar suara aktivitas di kamar sebelah yang terkunci. Malam kedua teror semakin menjadi. Akhirnya, pintu kamar itu terbuka dan fakta-fakta baru mengenai silsilah keluarga Jaka yang misterius, mulai trekuak. Dan, film yang diangkat dari game horor buatan Storytale Studios ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 17 tahun ke atas.

Seorang mahasiswi bernama Dinda (Tatjana Saphira) menghadiri sebuah pesta bersama Kara (Stella Cornelia), sahabatnya. Namun, di tengah pesta itu Kara menghilang. Sejak itu, hal-hal aneh mulai terjadi. Sosok jahat berwujud perempuan bergaun merah mulai menghantui Dinda, dan semua yang menghadiri pesta malam itu.

Dinda tidak hanya berhadapan dengan hantu bergaun merah, tapi juga dengan orang yang ingin menyembunyikan fakta hilangnya sahabatnya. Namun, Dinda terus berupaya mengungkap rahasia dan misteri di balik semua kejadian itu. Film sempalan dari Sebelum Iblis Menjemput (2019), ini pertama kalinya menampilkan Refal Hady di film horor. LSF mengklasifikasikan film ini  untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Sejumlah warga Jepang meninggal secara tak wajar setelah melihat sebuah video, yang kabarnya membawa kutukan bagi yang menontonnya. Ayaka Ichijo (Fuka Koshiba) seorang mahasiswi yang sangat cerdas dengan IQ 200, pun diundang ke sebuah acara televisi untuk menanggapi kasus tersebut. Ayaka berusaha memecahkan kasus misterius itu secara logis. Ia tidak percaya para korban dibunuh hantu. Namun, Futaba Ichijo (Yuki Yagi), adik perempuan Ayaka, yang penasaran, diam-diam menonton video itu. Akibatnya, Futaba mengalami teror dan diburu hantu yang menyeramkan.

Selayaknya seorang kakak, Ayaka berusaha menolong adiknya. Ia mencari cara untuk membebaskan adiknya, dan semua orang yang diduga telah terkena kutukan video itu, dengan sisa waktu hidup yang terbatas. Film Sadako DX ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Fantasia pada 2022, dan telah tayang di Jepang pada Oktober 2022. Sebagai bagian dari film horor legendaris The Ring (1998), Sadako DX berusaha memecahkan kasus itu selogis mungkin, bahkan lebih ringan ditambah dengan unsur komedi. Lembaga Sensor Film mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun atau lebih.