Film yang didukung para pemain asli Papua (Charles Numberi, Sergie Rumbiak, Axel Real Masira, dan Gabriel Syaranamual), ini terbagi dalam dua sekuel. Sekuel pertama mengisahkan masa kecil Vier (Bastian Steel) sejak duduk di sekolah dasar hingga ia menyelesaikan pendidikan menengah atasnya. Diangkat dari kisah nyata perjalanan hidup Vier Abdul Jamal, film ini mengajak penonton larut dalam petualangan anak-anak Papua berikut budaya cinta lautnya, serta menyampaikan bagaimana tradisi orang tua Papua membentuk karakter anak-anaknya.

Vier, Anak Papua adalah drama yang sarat dengan pendidikan karakter. Film yang diarahkan sutradara Ari Sihasale, ini menghadirkan kisah kekeluargaan dan persabahatan, menampilkan keindahan alam laut Papua yang memikat, serta humor-humor khas Papua yang menyegarkan. LSF mengklasifikasikan film ini untuk usia penonton Semua Umur (SU).

Ali kecil ditinggal pergi oleh ibunya ke New York, Amerika Serikat, dan tak pernah kembali. Suatu hari, Ali menemukan surat-surat ibunya yang disimpan diam-diam oleh mendiang ayahnya. Akhirnya Ali memutuskan untuk pergi ke New York. Ia pun bertemu empat imigran asal indonesia: Party (Nirina Zubir), Ance (Tika Pangabean), Biyah (Asri Welas), Chinta (Happy Salma), dan Eva (Aurora Ribero). Mereka kemudian membantu Ali untuk menemukan ibunya. Selama pencarian itu Ali pun menemukan pengalaman hidup yang lain, pentingnya keluarga, dan Cinta.

Ali dan Ratu Ratu Queens disutradarai Lucky Kuswandi (sebelumnya pernah menyutradarai Galih dan Ratna), dengan skenario ditulis Gina S Noer (Dua Garis Biru, Keluarga Cemara). Film ini sebenarnya akan dirilis pada 2020, namun karena pandemi Covid 19 akhirnya dirilis global melalui Netflix pada 17 Juni 2021. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

Film ini diangkat dari biografi Mohamedou Ould Slahi, Guantánamo Diary. Slahi (Tahar Rahim), asal Mauritania, Afrika Barat Daya, ditahan selama 14 tahun (2002-2016) tanpa dakwaan jelas. Ia dipenjarakan di Guantanamo Bay, Kuba, milik militer AS, pasca serangan terhadap Gedung WTC, Amerika Serikat, pada 11 September 2001. Ditampilkan dalam struktur paralel, film ini mengisahkan perjuangan Slahi untuk membuktikan ketidakterlibatannya dalam serangan itu. Pengacara Nancy Hollander (Jodie Foster) dan Teri Duncan (Shailene Woodley), berupaya keras mencari celah dan bukti-bukti bahwa penahanan Slahi tidak berdasar.. Pada saat yang sama, Slahi juga mengalami pelbagai tekanan dan penyiksaan serta dipaksa untuk mengakui keterlibatannya dalam Serangan 11 September itu.

Isu terorisme, kekerasan, penyiksaan terhadap tahanan, kebohongan publik oleh pemerintah AS, dan upaya keras dalam menegakkan keadilan dan mengungkap kebenaran, menjadi topik kuat dalam film yang ditayangkan perdana di Amazon Prime Video pada 1 April 2021 ini. Pada Penghargaan Golden Globe ke 78, film ini memeroleh nominasi untuk Aktor Terbaik (Tahar Rahim) dan Aktris Pendukung Terbaik (Jodie Foster meraih penghargaan ini). Sementara di ajang British Academy Film Award ke 74, film ini memeroleh lima nominasi, termasuk Best Film, Outstanding British Film, dan Best Actor. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah dalam memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia.

Film karya Tom McGrath ini bercerita tentang Templeton bersaudara (Tim dan Ted) yang telah dewasa dan memiliki jalan hidup masing-masing. Tim sudah menikah dan beranak dua (Tabitha dan Tina). Tabitha yang cerdas di sekolah elite Acorn Center for Advanced Childhood, sangat mengagumi dan bercita-cita ingin mengikuti jejak pamannya, Ted, CEO perusahaan yang sukses. Tetapi,  Tim, ayahnya, menginginkan Tabitha agar menikmati dulu masa remajanya dan jangan terlalu serius belajar. Pada saat yang sama, perusahaan BabyCorp, menugaskan si kecil Tina, untuk mengungkap rahasia di balik keberadaan sekolah Tabitha, yang dipimpin Kepala Sekolah Dr. Erwin Armstrong yang misterius.

Setelah sukses dengan film The Boss Baby, sekuel The Boss Baby : Family Business, ini menghadirkan drama berbalut komedi yang menghibur. Terutama ketika adik-kakak yang berbeda nasib dan karakter itu, Tim dan Ted,  hendak dipersatukan kembali demi keutuhan Keluarga Templeton. LSF mengklasifikasikan film animasi drama komedi ini untuk penonton semua umur (SU).

Film Korea Selatan karya/sutradara Seo Yoo-min, ini berkisah tentang Soo-Jin dan sebuah penglihatan yang selalu menghantuinya. Recalled dibuka dengan adegan Soo-jin (Seo Ye-ji) yang terbangun dari koma setelah mengalami kecelakaan dan kehilangan semua memorinya. Sang suami, Ji-hoon (Kim Kang-woo), senang sekaligus cemas melihat kondisi kesehatan istrinya yang belum stabil. Soo-jin mencoba berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, namun ia sama sekali tidak mengenali mereka, karena ingatannya belum pulih. Meskipun demikian, penglihatan yang anomali selalu muncul mengganggunya, seakan ingin memberi peringatan tentang masa depan. Karena Dpenasaran dan melihat perilaku Ji-hoon, suaminya, yang mencurigakan, Soo-jin berusaha keras mengingat kembali masa lalunya, dan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.

Drama thriller tentang kehidupan yang rumit, ini dibalut sejumlah adegan kekerasan. Alur ceritanya sangat menarik dengan kehadiran tokoh-tokoh misterius. Didukung para artis Korea papan atas, film ini sempat menduduki puncak Box Office di Korea Selatan sejak dirilis 21 April lalu. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah dalam memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia.

Pelajar SMA bernama Yuni (Arawinda Kirana) punya impian besar untuk melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi. Namun, mimpinya berbenturan dengan kebiasaan di kampungnya, di Kabupaten Serang, Banten. Secara umum, perempuan akan dan harus menikah selulus SMA. Demi memerjuangkan cita-citanya, karena ia juga termasuk pelajar cerdas di kelasnya, Yuni menolak lamaran yang pertama. Ketika datang lamaran kedua, ia menjadi pembicaraan hangat di lingkungannya, karena ada kepercayaan, perempuan yang menolak lamaran lebih dari dua kali, tidak akan pernah bisa menikah. Tapi Yuni, pecinta warna ungu, itu tetap berkukuh pada sikapnya, dan ia lebih memilih jatuh cinta kepada puisi, di tengah kegalauan dan rasa ingin tahunya sebagai remaja, ihwal seksualitas dan hubungan asmara.

Sutradara Kamila Andini, kelahiran Jakarta, 6 Mei 1986, ini menulis skenario Yuni bersama Prima Rusdi. Dengan film ini, untuk kedua kalinya Kamila Andini ikut meramaikan Toronto International Film Festival (TIFF) pada September 2021. Putri sutradara Garin Nugroho dan istri dari Ifa Isfansyah, ini telah memenangi sejumlah penghargaan internasional. Filmnya The Mirror Never Lies memenangi Piala Citra untuk Cerita Asli Terbaik FFI 2012. Karya lainnya adalah Sekala Niskala (2017). LSF mengklasifikasikan film Yuni untuk penonton usia 17 tahun ke atas.

Pada suatu malam, Sur (Shenina Cinnamon), salah seorang anggota teater di kampusnya, ikut menghadiri sebuah pesta. Foto selfie-nya dalam keadaan mabuk, kemudian beredar di media sosial. Sur pun harus kehilangan beasiswa, karena ia dianggap telah mencemarkan nama baik fakultas dan kampusnya. Sur tidak mengingat apa pun yang menimpanya tadi malam, karena ia kemudian tidak sadarkan diri. Sur meminta bantuan Amin, teman masa kecilnya, seorang tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus, untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada malam pesta itu.

Film yang dibuat di tengah pandemi dengan protokol ketat, ini akan ikut kompetisi utama Busan International Film Festival 2021. Salah satu festival film terbesar di Asia tersebut diselenggarakan pada 6-15 Oktober 2021 di Busan, Korea Selatan. Pada Mei 2016, film pendek Prenjak karya Raphael Wregas Bhanuteja (kelahiran Jogjakarta, 20 Oktober 1992), mendapatkan penghargaan dalam Semaine de la Critique ke-55, yang anggota jurinya adalah para pewarta film internasional, dan dianugerahi Leica Cine Discovery Prize di Festival Film Cannes. Sejak itu, Wregas kerap berkiprah di sejumlah ajang festival film internasional. Film Penyalin Cahaya ini mengandung sejumlah adegan kekerasan. Karena itu LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai usia.

Bonaga (Tora Sudiro) dan Monita (Wulan Guritno) adalah sepasang suami istri yang sedang menikmati masa kesuksesan mereka. Kali ini, mereka harus menghadapi masalah pendidikan putri mereka satu-satunya yaitu Monaga (Cut Beby Tshabina), yang dikeluarkan dari sekolahnya. Sang Kakek, Naga (Deddy Mizwar) akhirnya terlibat dalam masalah sang cucu untuk mendapatkan sekolah baru. Ditengah masalah pendidikan untuk Monaga, pertemuan Monaga dengan seorang anak jalanan bernama Nira (Zsa Zsa Utari) menjadi semangat tersendiri bagi Monaga untuk bersekolah. Terdapat berbagai macam hambatan dan pertentangan opini pada keberlanjutan pendidikan Monaga. Cinta yang berlebihan Naga pada cucunya membuat masalah semakin pelik hingga membuat Bonaga terhimpit di antara keinginan istri, anak, dan bapaknya.

Setelah sukses dengan sekuel sebelumnya, yaitu Nagabonar Jadi 2 (2007) yang dimana menjadi film Indonesia terlaris tahun 2007 dengan meraih penjualan tiket sebanyak 2,4 juta penonton, Naga Naga Naga (2021) juga menghadirkan drama berbalut komedi ringan yang menghibur. LSF mengklasifikasikan film drama ini untuk 13 tahun keatas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai usia.

Film karya Bénédicte Couvreur ini bercerita tentang seorang gadis kecil bernama Nelly (Joséphine Sanz ) yang baru saja kehilangan neneknya. Nelly bersama kedua orang tuanya pergi ke rumah mendiang neneknya untuk membereskan barang-barang di tempat ibunya Nelly menghabiskan masa kecilnya. Suatu hari Nelly berjalan-jalan ke hutan di sekitar rumah tersebu. Ia kemudian bertemu dengan seorang anak gadis yang seumuran dengannya tengah membangun sebuah rumah pohon. Persahabatan pun mulai terjalin  antara kedua gadis tersebut.

Pemutaran perdana Petite Maman dilakukan di Festival Film International Berlin ke – 71 pada Maret 2021, dan selanjutnya dirilis di Prancis pada 2 Juni 2021 oleh Pyramide Distribution. Film ini juga diputar di Festival Film International Toronto (2021) dan Festival Film International San Sebastian. Film ini juga memenangi Penghargaan Pemirsa (Audience Award). Drama keluarga yang cukup menarik ini oleh LSFdiklasifikasikan  untuk 13 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai usia. 

Back Stage bercerita tentang dua orang kakak beradik. Sandra (Sissy Priscilla) adalah kakak yang sangat sayang dan peduli pada adiknya Elsa ( Vanesha Prescilla). Cerita bermula ketika Elsa ingin ikut audisi bintang film namun tidak lolos, karena acting Elsa yang tidak mengesankan. Namun, produser (Verdi Solaiman) tertarik pada suara Elsa dan ingin menjadikannya penyanyi terkenal. Akan tetapi, pada kenyataannya Elsa tak pandai bernyanyi. Justru Sandra sang kakak yang pandai menyanyi. Toh, produser berusaha keras menjadikan Elsa sebagai penyaynyi. Maka terjadi konflik antara kakak dan adik. LSF mengkalsifikasikan film drama musikal ini untuk penonton usia 13 Tahun ke atas

Bete Kaebauk (Hana Malasan), yang tinggal di perbatasan Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), mendapatkan haid pertamanya. Ayah Bete, Fritz Manek (Gito Joewono), kemudian menyampaikan bahwa Bete sudah siap dipinang. Bete sebenarnya mencintai Emilio (Marthino Lio), teman sekolahnya, yang bercita-cita menjadi pastor, setamat SMA. Kehadiran Alfredo (Yoga Pratama), sejenak membuat Bete senang. Mereka pun saling mencintai, meski Alfredo hanya berprofesi sebagai petinju. Keduanya lalu bersepakat untuk kawin lari.

Kehidupan Bete tidak seindah yang dibayangkan. Bete sering mendapat perlakuan kejam dari Alfredo, hingga ia terpaksa pulang walau dalam kondisi hamil. Kehilangan bayinya selama perjalanan, membuat Bete depresi. Bete mengamuk dan kemudian dipasung di rumahnya. Pastor Emilio yang telah kembali ke desanya, menempatkan Bete di pastoran, dan merawatnya. Alfredo yang tidak terima, kemudian menyerbu pastoran bersama beberapa warga.

Cinta Bete adalah karya pertama sutradara Roy Lolang, yang mendapat 10 nominasi dalam Festival Film Indonesia 2021. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 17 tahun ke atas.

The Medium mengisahkan tentang dukun bernama Nim (Sawanee Utoomma), di suatu desa terpencil di Thailand. Keluarga Nim diyakini dikuasai kekuatan supranatural secara turun temurun. Nim bersaudari dengan Noi (Sirani Yankittikan), yang punya anak gadis bernama Ming (Narilya Gulmongkolpech). Ming semula dianggap sebagai anak yang normal, hingga suatu saat ia mulai berperilaku aneh dan agresif. Sebagai dukun, Nim berusaha membantu menyembuhkan keponakannya tersebut. Diduga, Ming dirasuki kekuatan supranataural (Bayan) yang seharusnya diwarisi oleh ibunya, Noi, namun Noi menolak menjadi dukun, dan ia kemudian menganut agama Kristen.

Film dimulai dengan kedatangan tim pembuat dokumenter yang akan meliput kehidupan sehari-hari Nim sebagai dukun. Namun situasi berubah menjadi kengerian dan penonton mengikuti kisah film ini melalui point of view lensa kamera kru yang menjadi korban. The Medium dianugerahi Penghargaan Bucheon Choice Features 2021 sebagai Film Terbaik dalam Bucheon International Fantastic Film Festival, di Bucheon, Korea Selatan, dan meraih hadiah ₩20 juta. Film yang mengandung banyak adegan kekerasan dan kekejaman ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai usia.

Film dibuka dengan konser musik maestro campursari, mendiang Didi Kempot. Film yang merupakan persembahan terakhir Didi Kempot sebelum meninggal, ini mengambil kisah dari sudut pandang fans Didi Kempot yang disebut “Sobat Ambyar.” Adalah Jatmiko (Bhisma Mulia), pemilik usaha cafe yang baru bangkrut dan harus menutup warungnya. Tetapi pada hari terakhir, datanglah Saras (Denira Wiraguna) memesan kopi, yang membuat hati Jatmiko bergetar. Namun, Jatmiko tak berani berkenalan. Untunglah, Anjani (Sisca JKT48), adiknya dan Kopet (Erick Estrada), sahabatnya, dengan sigap ikut membantu. Jatmiko dan Saras pun makin dekat. Cafenya juga kembali ramai. Namun, Saras mengkhianati cinta Jatmiko dan memilih pacaran dengan Abdul (Rezca Syam)

Film garapan sutradara Charles Gozali dan  Bagus Bramanti, ini sudah rilis di  Netflix pada 14 Januari 2021. Film tentang percintaan dan kehidupan remaja yang harus bangkit dari patah hati, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 13 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai usia.

Penjahat tunarungu bernama Sandi (Khiva Iskak), bekerja setia untuk sebuah gang yang menyamar sebagai organisasi preman nirlaba. Sandi selalu terlibat dalam urusan terlarang bosnya, yang sehari-harinya menjadi Guru (Kiki Narendra). Namun, Sandi harus melawan seluruh anggota organisasinya ketika putranya, Pandu (Muzakki Ramdhan), yang menyaksikan Guru melakukan pembunuhan, hendak disingkirkan untuk menghilangkan saksi. Sandi yang traumatis sejak kecil, kini harus menyelamatkan putranya. Maka Sandi dan Pandu pun berjuang keras untuk keluar dari desa dan melawan organisasinya.

            Film ini banyak menampilkan aksi pertarungan seni beladiri Indonesia, dan mengandung cukup banyak kekerasan dan perkelahian. Karena itulah LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 21+.Bijaklah memilah dan memilih tontonan sesuai usia

.

Bidadari Mencari Sayap karya sutradara Aria Kusumadewa, ini mengisahkan pasangan suami istri yang terjebak pada perbedaan keyakinan dan budaya, antara Reza (Rizky Hanggono) dan Angela (Leony Vitria). Reza, seorang muslim keturunan Arab, menikahi Angela Tan yang berdarah Tionghoa dan kemudian menjadi mualaf. Keluarga besar Reza tidak begitu saja menerima keberadaan Angela meskipun sudah mualaf. Demikian juga sebaliknya, keluarga Angela, terutama ayahnya, Babah (N Riantiarno). Babah selalu sinis pada sang menantu. Sementara budaya khas Tionghoa seperti pesta barongsai, makanan haram, dan sikap mertuanya, dianggap telah menggangu Reza. Begitu pun Angela. Ia tidak suka budaya Reza yang terasa konservatif. Apalagi obsesi keluarganya dengan hijab dan kecantikan. Perbedaan-perbedaan itulah yang kerap membuat mereka bertengkar, kendati masih saling menyayangi.

Suatu hari, Reza dipecat dari pekerjaannya di perusahaan media, dan diam-diam menjadi pengemudi layanan daring. Angela pun memutuskan untuk bekerja di tempat judi online milik kakak iparnya. Ketika mengetahui pekerjaan Angela, Reza yang sensitif menganggap Angela telah merendahkan dia, dan menilai semua barang Angela haram, dan kemudian menghancurkannya. Namun, menyadari bahwa semua konflik itu terjadi karena mereka tidak mampu saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada, maka Reza pun berusaha memerbaiki semuanya. Ia juga meminta maaf kepada Angela. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas.