Film drama musikal Surga di Bawah Langit mengisahkan perjalanan hidup tiga orang sahabat yang tak lekang oleh waktu. Ayu kecil (Neona Ayu), setiap hari menari untuk mencari nafkah dan menambah uang sekolah. Agus kecil (Muzakki Ramdhan) hidup dari mencopet. Dan, Laras kecil (Keira Vanaya) bekerja sebagai ojek payung dan berjualan. Hidup dalam lingkungan sosial marginal yang menyatukan mereka, ketiganya berjuang hari demi hari hanya untuk menyikapi dan menjalani hidup, tanpa pernah bermimpi lebih. Lalu setelah dewasa mereka bertemu kembali di tempat yang mereka janjikan.

Film ini telah menyelesaikan proses syutingnya di tempat pembuangan akhir Bantar Gebang, Bekasi, pada September 2019. Direncanakan rilis pada 30 April 2020, namun akibat pandemi Covid-19, penayangannya terpaksa ditunda. Film yang sudah disensorkan pada Februari 2020, ini kemudian disensorkan kembali pada Mei 2022. LSF mengklasifikasikan film pendidikan ini untuk penonton usia semua umur. (fen)

Film drama musikal ini dipentaskan dan direkam langsung di Kwanglim Arts Center BBCH Hall, Korea Selatan. Di desa fiksi Wahlheim, seniman muda miskin bernama Werther, yang sensitif dan penuh gairah, suatu hari bertemu Lotte, gadis cantik penuh pesona. Werther pun langsung jatuh. Namun Lotte ternyata sudah bertunangan dengan Albert, seorang pemuda kaya. Dalam kesedihannya Werther terpaksa meninggalkan desanya. Setiap hari ia merana karena Lotte tidak akan pernah bisa membalas cintanya. Ia pun menderita berat sepanjang hidupnya.

Werther diadaptasi dari novel The Sorrows of Young Werther (1774), karya pujangga Jerman, Johann Wolfgang von Goethe. Dibintangi anggota termuda grup Super Junior, Kyuhyun, pentas Werther telah merebut hati banyak penggemar musik, yang lagu-lagunya dimainkan oleh orkestra. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas. (jms)

Drama musikal ini mengisahkan tentang kehidupan seorang putra mantan bintang pop ternama, Cheong Myong (Han Gi Chan), yang sudah lama kehilangan kepercayaan terhadap orang lain. Ia lalu bertemu Joseph (Obon), yatim piatu yang berjuang untuk sukses di bidang musik. Meskipun persahabatan antara putra bintang pop terkenal dan anak yatim piatu tidak mungkin terjadi, namun bahasa musik yang sama di antara mereka mulai mendekatkan keduanya.

Berawal dari sebuah lagu yang seperti keajaiban terdengar oleh Joseph,  20 tahun, yang tidak punya apa-apa. Suatu hari, ketika mereka sedang bersenang-senang menyanyikan lagu itu, seperti takdir, pemilik lagu tersebut, muncul di hadapan Joseph. Lagu yang ditulis Cheong Myong untuk cinta pada masa lalunya, Sun-ah, didedikasikan untuk teman barunya, Joseph, agar bisa menggapai mimpi. Melodi musik itu membuat semua orang menyukai lagu buatan Cheong Myong. LSF mengklasifikasikan film Our Song untuk penonton usia 13 tahun ke atas. (dkp)

Flora (Eve Hewson), ibu muda yang berpisah dengan suaminya, tinggal di Dublin, Irlandia, bersama putranya Max (Orén Kinlan). Max yang sudah remaja, ternyata selalu bertingkah dan sering mencuri. Suatu hari, Flora memberikan gitar kepada Max, agar ia punya kegiatan positif. Pada awalnya, Max menolak mentah-mentah niat baik ibunya itu. Alhasil, Flora mencoba belajar gitar dengan bantuan guru gitar daring bernama Jeff (Joseph Gordon-Levitt). Seiring waktu, kemampuan bermusik Flora dan kemudian Max, pun menunjukkan perkembangan yang bagus.

John Carney, sutradara sekaligus penulis skenarionya, menjadikan musik sebagai media untuk mempersatukan banyak hal. Sepanjang karirnya, Carney banyak menggarap film drama musikal. Antara lain, Sing Street (2016) dan Begin Again (2013). Film yang mengandung sejumlah adegan dan dialog dewasa, ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 17 tahun ke atas. Bijaklah memilah dan memilih film sesuai klasifikasi usia. (nub)

Monte Cristo: The Live Musical mengisahkan Edmond Dantes (Igor Balalaev) yang memiliki masa depan cerah, namun Edmond dituduh melakukan pengkhianatan hingga ia dipenjarakan di Chateau d'If. Setelah 20 tahun, Edmond melarikan diri untuk memperoleh kekayaan dan kembali sebagai Pangeran Monte Cristo, serta memulai usahanya untuk membalas dendam.

Monte Cristo: The Live Musical merupakan pertunjukan yang menandai peringatan 10 tahun pentas Monte Cristo. Disajikan di panggung dengan teater besar, Monte Cristo: The Live Musical, yang diadaptasi dari novel karya pujangga Perancis Alexandre Dumas, ini dinobatkan sebagai produksi terbaik, karena dilakukan oleh tim pembuatan film musikal internasional sebagaimana Cirque du Soleil dan The Nutcracker, dengan sound designer dari Korea Selatan. Lembaga Sensor Film mengklasifikasikan film opera Monte Cristo: The Live Musical, yang dibuat dengan 148K Cinematic Cameras di atas panggung, ini untuk penonton usia 13 tahun ke atas. (pis)